harianmerapi.com - Seperti biasa, sebagai satpam atau pertugas keamanan sebuah pabrik, kerjanya dirolling.
Kadang bertugas siang, kali lain bekerja malam. Mau tidak mau, kendel atau jirih, harus mau begitu. Bukan tidak mungkin saat jaga ada Cerita Horor didatangi hantu jerangkong.
Kalau penakut jangan pernah menjadi satpam. Apalagi satpam sebuah pabrik yang besar seperti tempat Sukimin (bukan nama sebenarnya) bekerja.
Kali itu dia mendapat tugas shift malam. Sudah lima hari di bekerja pada siang hari. Ketika bertugas malam, dia berangkat dari rumah pukul tujuh pagi. Pulangnya tentu saja menjelang Subuh.
Di musim kemarau seperti saat itu, bila malam tiba udara terasa sangat dingin. Untuk mengusir rasa kantuk dan hawa dingin mereka membuat kopi panas.
Beberapa camilan tersedia di meja. Dengan dua temannya Sukimim berjaga malam itu. Untuk mengisi waktu mereka juga bermain catur.
Tengah malam mereka merasa kelaparan. ”Wah, yen ana bakmi liwat kebenaran banget. Wetengku ngelih banget,” guman Sukimin. “Aku hiya, je,” sergah temannya.
Lewat tengah malam, perut mereka terasa plintiran karena karena tidak ada bakul bakmi thik-thok yang lewat.
Tapi tak berapa lama kemudian, Sukimin mendengar suara sepertinya orang berjualan bakmi thik-thok.
“Wah beja.., bakal kisenan, wetengku…,” desis Sukimin. Lamat-lamat dia mendengar suara batang bambu ditabuh. “Tapi nadanya kok bukan seperti orang jualan bakmi….?” pikirnya heran.
Thek thek thek! Thek thek thek! Suara itu semakin jelas. Tapi bukan thik-thok thok thok, seperti suara orang jualan bakmi jawa. “Lalu suara apa itu, ya?” pikir Sukimin.
Baca Juga: Teater Wanita Ngunandhika Gelar Pemutaran Film Kerudung Truntum Sang Dalang dan Konser Musik
Lelaki ini lalu memberanikan menengok arah sumber suara. Lhadalaaah! Benar dugaannya. Suara itu bukan berasal dari penjual bakmi thik-thok, tapi berasal dari suara rahang tengkorak yang beradu ritmis.