Baca Juga: Rumahku Bukan Surgaku 22: Tangis dari Kamar Pengantin di Malam Hari
Di sebelah utaranya ada perkampungan dan sudah dibangun banyak rumah. Jadi Jeng Rini sudah mempunyai tetangga yang cukup banyak.
Di rumah Jeng Rini sendirian tetapi pada siang hari ia ditemani oleh keponakannya. Meskipun sendirian tetapi jeng Rini tidak pernah takut.
Setelah menjanda sekitar 10 tahun iapun sering merasa kesepian. Sebenarnya dulu telah mengatakan tidak akan kawin lagi tetapi karena tuntutan biologis sering sering dalam hatinya timbul maksud akan kawin lagi.
Baca Juga: Kewajiban Suami dan Istri untuk Meraih Keluarga Surgawi
Dalam keadaan yang galau itu datanglah seorang laki-laki setengah baya yang sering datang ke rumahnya yaitu Darmanta (nama samaran).
Ia sering membantu mengganti genting yang pecah, membersihkan kebun dan sebagainya. Lama-lama Darmanta itu jatuh cinta kepada Jeng Rini. Sebaliknya Jeng Rini juga jatuh cinta kepada Darmanta. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *