Legenda Lesung Nangka Growong 2: Berasal dari Senjata Ampuh Tokoh Penyebar Agama Islam

photo author
- Minggu, 14 November 2021 | 12:00 WIB
                         Lumpang batu dan sebuah alunya dipegang Muhyad.       (Dok. Amat Sukandar)
Lumpang batu dan sebuah alunya dipegang Muhyad. (Dok. Amat Sukandar)

harianmerapi.com - Dulu buah nangka dari pohon ini tidak ada seorang pun yang berani memetik. Dan konon, getah pohonnya berwarna merah.

“Tetapi setelah pohon nangka tua ini dirawat dan setiap bulan Ruwah diselenggarakan ritual Sadranan di sini, kini warga setempat berani memetik buahnya dan getah pohonnya tidak lagi berwarna merah,” jelas Kepala Desa Gantang, Muhyad S.Sn.

Ditambahkannya, cara Nyadran di sini diselenggarakan setiap tahun pada hari pasaran Kliwon setelah tanggal 15 pada bulan Ruwah.

Baca Juga: Uji Nyali Hantu Penghuni Senthong Tengah, Disiram Air Kotoran

Muhyad menuturkan, konon lesung dari kayu pohon nangka ini dulu merupakan senjata ampuh Ki Ajar Windusana, seorang tokoh ulama penyebar agama Islam di daerah ini.

Ia beradu kesaktian dengan Aki Dalem, seorang tokoh dan penyebar agama Hindu yang berasal dari Kerajaan Majapahit.

Mereka bertemu di kawasan kaki Gunung Merbabu ini pada masa peralihan zaman kejayaan Hindhu ke zaman Islam, sekitar abad ke 14 Masehi.

Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 23: Seribu Kawan Terlalu Sedikit

Ketika masa surutnya Kerajaan Majapahit yang beragama Hindu – Buddha, mulai muncul kerajaan yang berlandaskan agama Islam di Tanah Jawa.

Kedua tokoh agama yang masing-masing mempunyai misi untuk mempertahankan dan menyebarkan agamanya itu bertemu di kawasan kaki barat Gunung Merbabu yang kala itu berupa Bumi Perdikan ‘Ratawun’.

Dalam buku ‘Nagabumi’ tulisan Edy Sedyawati dan kawan-kawan, disebutkan pada masa abad 8 – 9 Masehi, di kawasan kaki barat gunung Merapi – Merbabu ada sebuah bumi perdikan bernama ‘Ratawun’ sejak masa Kerajaan Mataram Kuna.

Baca Juga: Ulah Iseng Penggali Kubur Membawa Pulang Tulang Tengkorak

Di bumi perdikan ini agama Hindu sangat berpengaruh dan banyak dianut masyarakat setempat.

Candi-candi kuna peninggalan masa lalu yang yang banyak terdapat di kawasan ini sebagai tempat-tempat pemujaan agama Hindu di daerah ini merupakan bukti.

Candi-candi yang tersisa itu adalah Candi Pendem, Candi Asu, Candi Lumbung, Candi Kajangkasa, Candi Gendelan, dan mungkin masih banyak lagi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X