RATU Kalinyamat memiliki kebiasaan menguji tamu atau orang yang datang kepadanya untuk menginap di istana dan tidur di kamar pribadinya. Tidak sedikit yang akhirnya dihukum mati karena telah mencoba melakukan hal yang tidak senonoh kepada ratu.
Hal ini pun dicobakan kepada Raden Toyib, bahkan sudah berkali-kali tetapi tidak berhasil. Akhirnya Ratu Kalinyamat pun yakin dan meminta Raden Toyib menikahinya.
Reden Toyib pun tidak menolak dan dengan senang hati menikai Ratu Kalinyamat. Tahta pemerintahan pun diberikan Ratu kepada Sultan Hadirin atau Pangeran Kalinyamat suaminya.
Baca Juga: Manfaat Awar-awar untuk Bantu Atasi Bisul dan Gatal-gatal
Setelah Pangeran Toyib menikah dengan Ratu Kalinyamat, ayah angkatnya diangkat menjadi adipati dan berganti nama menjadi pangeran Sungging Badar Duwung yang berarti seorang ahli seni ukir atau ahli pahat.
Keahlian ayah angkat Sultan Hadirin ini pun membekas pada hiasan ukiran di dinding masjid Mantingan. Selain itu, Ayah angkat pangeran Hadirin ini pun mengajarkan seni ukir kepada penduduk Jepara.
Bahkan dalam kesibukannya sebagai Mangkubumi Kadipaten Jepara, Badar Duwung selalu menyempatakan waktunya untuk mengukir pada batu yang khusus didatangkan dari negeri Cina.
Baca Juga: Diganggu Hantu Usus 3: Pergi Sakit, Pulang Sudah Sehat Walafiat
***
Tahun 1594, Sunan Prawata raja keempat Demak tewas dibunuh utusan Arya Penangsang, sepupu Ratu Kalinyaman yang menjadi adipati Jipang.
Ratu Kalinyamat mengetahui Arya Penangsang yang membunuh kakaknya dari keris Kyai Betok milik Sunan Kudus yang menancap pada kakaknya. Ratu dan Pangeran Kalinyamat pun berangkat ke Kudus untuk meminta penjelasan kepada Arya Penangsangan.
“Arya Penangsangan, adapakah gerangan dendammu hingga Kau tega membunuh Sunan Prawata? Bukankah kami sudah begitu baik memperlakukan dirimu!”
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 19: Berat Membayangkan Masa Depan
Ratu Kalinyamat menyampaikan perasaannya kepada Arya Penangsang, akan tetapi Arya Penangsang hanya menyambut dengan sinis. Ratu Kalinyamat menyadari betul Sunan Kudus merupakan pendukung Arya Penangsang. Sunan Kudus pun membalas pertanyaan Ratu Kalinyamat dengan sangat santai.
“Wahai Ratu Kalinyamat, coba Ratu ingat, semasa muda Sunan Prawata membunuh Pangeran Surowiyoto yang merupakan Ayah Arya Penangsang, bukankah wajar jika sekarang mendapatkan balasan yang setimpal!”