"Jika hati dan tekadmu kuat, pelet ini tak akan mempan, perbanyak doa dan amalanmu. Nanti aku bantu dari sini," jawab Kyai sambil menggigit akar tuwung (terong) bolo, akar tuwung kanji dan triketuka (bawang, suna, jagung).
Lalu menyemburkan semua bahan ke wajah Ningsih.
Ningsih pulang kemudian melakukan apa yang disuruh oleh Kyai.
Perlahan sakit kepala Ningsih hilang.
Pikiran-pikiran tentang Pak Broto pun tidak muncul walau terkadang secara tiba-tiba bayangan wajah Pak Broto muncul di depan matanya.
Kyai bilang pengaruh pelet memang tidak bisa hilang begitu saja.
Membutuhkan waktu yang lama.
Asalkan tetap berpegang teguh pada tekat dan keyakinan, juga selalu memohon perlindungan dari Tuhan, semua akan baik-baik saja.
Ningsih keluar dari pekerjaannya kemudian kembali ke Yogya.
Demikian yang diceritakan Ningsih kepada penulis setelah mendapatkan pekerjaan mapan dan menikah dengan pria yang hanya mencintai dirinya. - Semua nama samaran. Habis (Seperti dikisahkan Indri Astuti di Koran Merapi) *