Mereka menyeberang sungai menggunakan perahu kecil milik warga, yang hanya bisa dinaiki tiga orang.
Setelah setengah jam menyeberang sungai, mereka harus berjalan untuk masuk ke desa Alaswangi.
Perjalanan tidak begitu jauh, hanya saja jalanannya licin sehingga memperlambat perjalanan.
Saat adzan Maghrib berkumandang, mereka sampai di desa Alaswangi.
Pak Surip selaku kepala desa, menyambut kedatangan mereka dan mengantarkannya ke sebuah pendopo.
Mereka dijamu dengan minuman khas desa Alaswangi yang bahkan belum pernah mereka rasakan.
“Mohon maaf Bapak, ini minuman khas desa sini ya?” tanya Arini
“Oiya benar, istri saya yang buat, Ini dari tumbuh-tumbuhan, jahe, dan gulanya pake gula batu.” ucap Pak Surip.
“Pantas saja Pak, saya baru pertama kali merasakan minuman ini.” kata Dilar. (Seperti dikisahkan Anis Surya Trisanti UNY di Koran Merapi)*