HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman msteri Ki Dalang Harum yang mempunyai wayang kuno Hanoman.
Wayang pemberian eyang buyut itu ternyata bisa mengajak terbang. Bagaimana ceritanya?
Meski masih tergolong muda, namun Ki Harum Probocarito sudah mumpuni dalam dunia pakeliran.
Baca Juga: Pengalaman misteri tahun 1970 punya sahabat pena asal Jambi cerita soal makhluk gaib Chindaku
Begitu pula dalam ilmu kasepuhan. Tidak aneh jika kalangan dalang sepuh pun segan kepadanya.
Ki Dalang Harum Probocarito mempunyai sebuah wayang kuna pemberian Eyang Buyutnya yang juga seorang Dalang peng- pengan, yaitu wayang Hanoman.
Tokoh ksatria berwujud kera namun berhati mulia.
Dalam pewayangan, Hanoman bisa terbang di atas awan dengan kecepatan bagai kilat.
“Rayi Harum, mbok aku pinjam barang semalam wayang Hanomanmu. Kebetulan wayang Hanomanku rusak”, ujar Ki Dalang Sutriyono, teman akrab Ki Dalang Harum Probocarito, suatu hari.
Mau menolak nggak sampai. Tepaksa Ki Dalang Harum memenuhi permohonan tersebut. “Bisa, Mas. Biar nanti diantarkan oleh Kang Sutam”, kata Ki Harum Probocarito.
Baca Juga: Pengalaman misteri Judi diajak bercinta perempuan kenalan baru saat berteduh di kala hujan lebat, ternyata ...
Kang Sutam, pembantu setia Ki Harum Probocarito pun ditugasi mengantar wayang Hanoman ke rumah Ki Sutriyono yang berjarak empatpuluh kilometer.
“Jangan selewengan lho ya. Langsung menuju rumah Mas Sutriyono. Haturkan wayang ini kepada beliau”, pesan wanti- wanti Ki Harum Probocarito.
Kang Sutam langsung ngeslah sepedamotornya.
Kantung kain sutera warna kuning berisi wayang Hanoman, talinya dia kalungkan di lehernya.
Dalam beberapa saat Kang Sutam merasakan sesuatu yang aneh.
Jalan aspal yang menuju rumah Ki Sutriyono terasa amat sangat halus.
Baca Juga: Pengalaman misteri Panggih diajak anak kecil untuk mandi padusan menjelang Ramadan di sebuah sendang
Tanpa ada gronjalan sedikit pun. Padahal, dia tahu betul jika jalan menuju ke sana banyak jeglongan.
Aspal banyak yang mengelupas akibat diguyur hujan berhari- hari.
Serasa baru lima menit duduk di atas sadel, tiba- tiba...duk! Ban depan sepedamotor yang dinaiki Kang Sutam seperti menyentuh tanah.
“Lho kok sudah sampai?!”, ujar Kang Sutam setengah berteriak. Dia teramat sangat heran.