"Istighfar, Ndok," kata Ibu saya, memijat perut Nana.
Anehnya, dia beristighfar juga.
Baca Juga: Andri melihat ada perempuan memakai baju serba putih di kamar dikira ibu ternyata bukan. Siapa dia?
"Astaghfirullah," jawab Nana mengikuti suruhan Ibu saya.
"Kamu sudah sadar, Ndok?" tanya Ibu saya memastikan.
Nana hanya ketawa saja. Saya kesal melihat pemandangan itu.
Ia mengejek dan menertawakan orangtua saya. Saya lepaskan cengkraman di jempolnya, saya dekatkan wajah saya dengan Nana.
"Kamu mau keluar atau saya bakar, hah?!" tegas saya.
"Aku dikirim ke sini. Aku akan menunggu suruhan dari orang yang menyuruhku untuk keluar dari tubuh perempuan ini," katanya meraung.
"Memang, siapa yang menyuruhmu?" tanya saya penasaran.
"Kamu tidak perlu tahu, anak kecil," jawabnya nya ketus.
Karena saya dan keluarga besar tidak juga dapat mengeluarkannya, sementara waktu Maghrib sudah hampir selesai.
Jadi saya langsung putuskan untuk pergi ke rumah guru ngaji saya.
Saya berhasil membawa guru ngaji saya ke rumah.