harianmerapi.com - Binatang gajah selalu hidu bergerombol dan termasuk cerdas di antara jenis bintang yang lain.
Dalam cerita misteri kali ini berkisah pada dekade 60-an ketika banyak transmigran dari Jawa berduyun-duyun ke Sumatera.
Kala itu daerah tujuannya paling disenangi adalah Lampung. Awalnya banyak yang menuju Lampung Utara, tapi kemudian ke daerah-daerah Lampung lainnya.
Baca Juga: Kejadian Misteri Menempati Kamar Kos Baru yang Katanya Angker, Benar Saja ....
Mereka mendapat jatah lahan pertanian seluas dua hektar, tetapi hutannya harus dibabat sendiri. Karena memang aslinya adalah petani, membabat hutan tak menjadi masalah.
Saat itu masih banyak gajah liar yang dijumpai di hutan-hutan Lampung. Sampai sudah banyak lahan pertanian, gajah-gajah itu masih berkeliaran di sana.
Seringkali juga membahayakan warga. Sudah sewajarnya gajah-gajah itu mengamuk karena lahan kehidupannya diusik.
Kalau gajah-gajah sudah mengamuk, tentu saja banyak warga ketakutan setengah hidup. Apapun bisa diterjang dan dirusak dengan amat mudah.
Seiring dengan itu, banyak pawang gajah dijumpai di beberapa tempat. Mereka kerap diminta tolong penduduk untuk menjaga daerahnya.
Oleh pawang gajah-gajah liar itu bisa digiring dan diusir untuk masuk kembali ke dalam hutan.
Salah satu pawang gajah yang beken di Lampung Utara pada waktu itu adalah Mbah Janu (bukan nama sebenarnya).
Senjatanya berupa cambuk warisan leluhurnya. Dengan berani dan percaya diri Mbah Janu dengan amat mudah mengusir gajah-0gajah liar agar kembali masuk ke dalam hutan.
Bila cambuknya dilecutkan, maka suaranya bisa menggelegar memekakkan telinga sehingga membuat gajah-gajah itu ketakutan.
Kalau sedang mengamuk, tingkah gajah-gajah itu memang amat menakutkan. Gubuk-gubuk yang ada di ladang-ladang dengan mudah diterjangnya. Pohon-pohon ditumbangkan.