hidayah

Pemimpin yang Zalim 87: Membina kembali keluarga, bicara dari hati ke hati dengan anak-anak yang trauma

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 07:40 WIB
Ilustrasi pemimpin yang Zalim: Membina kembali keluarga. bicara dari hati ke hati dengan anak-anak yang trauma (Sibhe)

Sekarang ia sudah bertemu ayahnya lagi setiap saat.

"Sekarang ayah sudah bisa kumpul lagi dengan kalian. Terima kasih pada kamu Rangga, atas jasamu ayah sekarang bisa bebas," kata Salendro.

Rangga memang senang dirinya telah berhasil membebaskan ayahnya.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 4: Mendekati Masa Pemilihan Kepala Desa, Kampanye Makin Ramai Permainan Politik Uang

Namun pada sisi lain, ia juga agak khawatir karena dengan demikian semua gerak geriknya akan diketahui ayahnya.

Ia mungkin tidak akan sebebas dulu lagi.

Bergaul dengan teman-remannya, terutama dalam urusan pesta miras.

Karena itu, Rangga tidak begitu antusias menyambut kedatangan ayahnya.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 5: Warga Berbondong-bondong untuk Pesta Demokrasi Memilih Pemimpin Baru

Ia hanya merasa lega, ayahnya tidak lagi menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan.

Dan harapannya, ayahnya tidak lantas membatasi dirinya dalam urusan pergaulan.

"Kalian harus tetap rajin dalam melanjutkan belajar. Rangga kamu juga harus bisa menjadi sarjana agar membanggakan nama keluarga," kata Salendro.

"Nanti ayah juga akan membangun kembali rumah kita agar kita bisa tinggal bersama lagi," lanjut Salendro.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 6: Tak Bisa Menerima Kekalahan Hasil Pemilihan Kepala Desa, Menuduh Ada Kecurangan

"Horeee..." Juki spontan bersorak gembira, karena akan memiliki rumah lagi.

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB