HARIAN MERAPI – Dalam pameran keris kalawijan, Komunitas Lar Gangsir juga menampilkan belasan gambar tentang keris dari para seniman perupa. Gambar keris tersebut ditampilkan dalam sebuah pameran bertajuk ‘Keris Dalam Gambar’.
Pameran 'Keris Dalam Gambar' bersamaan dengan pameran keris kalawijan di Omah Dhuwung, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sederet gambar dengan objek keris dalam pameran 'Keris Dalam Gambar' tampak memberikan pesan dan kesan mendalam dari para perupa tentang keris yang adhiluhung.
Baca Juga: Pameran Keris bertajuk Metaforma, edukasi bentuk dan pamor keris di luar pakem
Keris ditampilkan sebagai karya seni gambar oleh para seniman perupa karena berbagai alasan.
Komunitas Lar Gangsir memandang keris sebagai benda warisan budaya yang telah mengalami fase perkembangan selama berabad-abad.
Sehingga, tosan aji keris telah menjadi bagian yang lekat dengan kehidupan masyarakat di Nusantara, khususnya Jawa.
Dan, sebagaimana budaya dan falsafah hidup yang dihayati oleh masyarakat pendukungnya, keris kemudian memiliki dimensi yang berlapis-lapis.
Baca Juga: Brigadir J masih hidup saat Ferdy Sambo tiba di Duren Tiga
Di antaranya dimensi spiritual dan simbolik, yang disublimasikan ke dalam sebuah wujud visual yang indah dan penuh makna berupa keris.
Dengan demikian, aspek visual beserta kaidah-kaidah estetik pada keris menjadi faktor penting dalam pewacanaan tosan aji.
Bentuk dhapur, ricikan, pamor dan sebagainya selain dinikmati keindahannya juga mengandung makna yang bisa dipersepsi dan diinterpretasikan oleh siapapun.
Dan, gambar adalah media sederhana yang merupakan dasar dari seni rupa. Gambar yang dalam ranah seni rupa juga disebut ‘drawing’ memiliki karakteristik beragam.
Baca Juga: Ditahan di Polda Metro Jaya, Roy Suryo tidak mendapatkan perlakuan khusus