Lolongan anjing kini terdengar berulang kali.
Suaranya makin kencang bersahut-sahutan mirip seperti lolongan srigala.
Ngadiman dan Gombloh mulai curiga karena setaunya di desa hanya ada seekor anjing milik Samingun.
Suara itu semakin dekat. Mereka pun bersembunyi di semak-semak.
Tapi aneh hanya suara yang terdengar tidak ada anjing disekeliling mereka.
Mereka pun semakin khawatir ada suara taka ada rupa.
“Bagaimana kalau kita pulang saja” ucap Gombloh.
“Aku tidak berani,” sahut Ngadiman.
Mereka pun saling berpandangan sambil mengamati keadaan sekitar.
Lolongan anjing semakin kencang beserta gemericing lonceng.
Seolah berlarian mengahampiri mereka. Diam adalah cara terbaik yang mereka pilih.
Sambil menghela nafas, Ngadiman pun berdoa memohon perlindungan pada Tuhan.
Tiba-tiba angin bertiup dengan kencangnya. Pohon pisang tempat mereka bersembunyi hampir rubuh.