kearifan

Sriwijaya Kerajaan Bahari 2: Pusat Pemerintahan Sulit Dipastikan, Antara Palembang, Jambi atau di Riau

Rabu, 11 Mei 2022 | 18:10 WIB
Pusat pemerintaha kerajaan Sriwijaya sulit untuk dipastikan letaknya. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan bahari Sriwijaya berasal dari abad ke-7 dari seorang pendeta Tiongkok.

Kala itu seorang pendeta Tiongkok dari Dinasti Tang, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.

Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai kerjaan Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682.

 Baca Juga: Kerajaan Bahari Sriwijaya 1: Bhiksu I Ching Singgah Tahun 671, Orang Tionghoa Menyebut Shih-li-fo-shih

Disebutkan dalam Prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh 605 Saka atau 683 Masehi, bahwa Kadatuan Sriwijaya pertama kali didirikan di sekitar Palembang, tepatnya di tepian Sungai Musi.

Disebutkan bahwa Dapunta Hyang berasal dari Minanga Tamwan. Namun lokasi yang tepat dari Minanga Tamwan tersebut masih diperdebatkan.

Teori wilayah Palembang sebagai tempat berdirinya Sriwijaya pertama kali, berasal dari sarjana Prancis George Coedes dan didukung Pierre-Yves Manguin.

Namun selain Palembang, ada beberapa kota lain yang diduga merupakan pusat pemerintahan atau ibukota Sriwijaya, seperti Muaro Jambi atau Sungai Batanghari di Jambi dan Muara Takus pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Kiri di Riau.

Pada tahun 1993 dilakukan observasi dan Pierre-Yves Manguin menyimpulkan, bahwa pusat Sriwijaya ternyata berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking yang sekarang letaknya di provinsi Sumatra Selatan.

Baca Juga: Cerita Lucu Gara-gara Ngantuk KTP Dikira Kartu ATM dan Istri Mau Melahirkan Kok Malah Tidur

Tepatnya di sekitar situs Karanganyar, yang sekarang telah menjadi Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

Pendapat soal ini berdasarkan foto udara tahun 1984, yang menunjukkan situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air, terdiri jaringan kanal, parit, kolam serta pulau buatan yang disusun rapi.

Bisa dipastikan situs tersebut merupakan buatan manusia pada zaman dulu. Bangunan airnya terdiri atas kolam dan dua pulau berbentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang.

Sementara jaringan kanalnya memiliki luas areal 20 hektare. Di kawasan ini pula ditemukan banyak peninggalan purbakala, sehingga memberi petunjuk pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia.

Sebelumnya seorang ahli sekarah Soekmono punya pendapat, pusat Sriwijaya berada di kawasan sehiliran Batang Hari, yakni antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi yang sekarang masuk provinsi Jambi.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB