harianmerapi.com - Pada tengah malam Selasa Kliwon di rumah Pak Marmadiharja terjadi kehebohan. Terdengar jeritan anak kecil meronta ronta : “Tolong tolong lepaskan”
Tetangga berdatangan ke rumah Pak Marmadiharja. Semua mendengar jeritan itu tetapi tidak melihat wujudnya.
Kyai Tanda Semedi dan Pak Marmadiharja melihat 3 tuyul yang kakinya diikat tergantung di blandar kepalanya di bawah kakinya di atas.
Kyai Tanda Semedi mendekat Tuyul itu dan bilang : “Rasakno mati kowe mati kowe”. Sambil memukul kepala Tuyul itu dengan galih asem.
Tiga Tuyul itu terus meronta ronta. Bersamaan itu di rumah Pak Utama juga terjadi kehebohan.
Pak Utama kejang kejang dan menjerit: “Tolong tolong tolong”. Tetangganya berdatangan dan
menolongnya.
Pak Utama memukul-mukul kepalanya sendiri. Orang-orang yang datang bingung bagaimana menolongnya.
Sedangkan 3 Tuyul di rumah Pak Marmadiharja oleh Kyai Tanda Semedi diikat tangannya dan ditanya: “Kamu anaknya siapa mengambil uang Pak Marma itu?”
Mereka menjawab : “Anaknya Pak Utama”.
Baca Juga: Beternak Secara tak Halal 2: Dengan Cepat Jadi Kaya, Tetangga Mulai Bisik-bisik Soal Pesugihan
Kyai Tanda Semedi dengan marah bilang: “Antarkan saya ke rumah Pak Utama”.
Tuyul-Tuyul itu dibawa ke rumah Pak Utama oleh Kyai Tanda Semedi. Pak Marmodiharja membawa hasil curian Tuyul-Tuyul itu berupa uang dan tiga plasatik isi telur ayam.
Tiap plastik berisi 10 butir telur. Sampai di rumah Pak Utama, Pak Utama masih kejang-kejang.
Kyai Tanda Semedi setelah sampai rumah Pak Utama bilang : “Permisi” Orang-orang yang ada di rumah Pak Utama heran melihat Kyai Tanda Semedi.