harianmerapi.com - Sukses Sunan Kudus di medan perang lawn tentara Majapahit memunculkan berbagai cerita tentang kesaktian yang dimilikinya.
Misalnya, sebelum perang Sunan Kudus diberi badong (semacam rompi) oleh Sunan Gunung Jati. Badong itu selalu dibawa berkeliling di arena perang.
Dari badong sakti itu keluar jutaan tikus, yang juga ternyata sakti. Kalau dipukul, tikus itu bukannya mati, malah makin mengamuk sejadi-jadinya.
Pasukan Majapahit ketakutan lari tunggang langgang. Dia juga punya sebuah peti, yang bisa mengeluarkan jutaan tawon. Banyak prajurit Majapahit yang tewas disengat tawon.
Pemimpin pasukan Majapahit, Adipati Terung, akhirnya menyerah pada pasukan Ja'far Shodiq. Namun usai perang, Ja'far Shodiq justru menikahi putri Adipati Terung, yang kemudian menghasilkan delapan anak.
Selama hidupnya, Ja'far Shodiq sendiri juga punya istri lain, di antaranya putri Sunan Bonang, yang menghasilkan satu anak.
Keberhasilan mengalahkan Majapahit membuat sosok Ja'far Shodiq makin kokoh. Selanjutnya ia mendapat tugas mengalahkan Adipati Handayaningrat, yang berniat makar terhadap Kerajaan Demak.
Adipati Handayaningrat adalah gelar yang disandang Kebo Kenanga, penguasa daerah Pengging (Boyolali) dan sekitarnya.
Baca Juga: Sabrun Jamilun, Kesabaran yang Sempurna Sangat Penting untuk Mencapai Ketenteraman Batin
Kebo Kenanga ingin mendirikan negara sendiri bersama Ki Ageng Tingkir. Pasangan ini tak lain adalah pengikut Syekh Siti Jenar, seorang guru yang mengajarkan hidup model sufi.
Kebo Kenanga dan Tingkir digambarkan sebagai saudara seperjuangan, yang saling menyayangi bagaikan saudara kandung.
Sinyal bahwa Kebo Kenanga membangkang kian terlihat ketika ia menolak menghadap Raja Demak, Adipati Bintara, atau Raden Patah.
Surat panggilan dari Raden Patah ditelantarkan hingga tiga tahun oleh Kebo Kenanga. Raden Patah pun memutuskan untuk memberangus pembangkangan Kebo Kenanga.
Raden Patah memerintahkan Ja'far Shodiq mengatasi Kebo Kenanga. Keduanya terlihat pertarungan, yang akhirnya Kebo Kenanga tewas.