harianmerapi.com - Tak sedikit para pedagang makanan atau kuliner yang menggunakan penglaris. Namun lain halnya dengan pedagang bakso yang satu ini.
Tak diduga ia mempunyai kesempatan memiliki sarana penglaris berupa keris, namun malah ditolaknya karena takut terjadi sesuatu.
Itulah Sanawi (bukan nama sebenarnya), yng dengan modal terbatas orang muda lugu dan jujur itu memulai bisnis warung bakso. Untuk sementara dia nunut tinggal di rumah kuna milik Simbahnya.
Baca Juga: Cerita Mistis Wayang Kulit Buto Terong Marah Sesaji Burung Gagak Diganti Ayam Cemani
Malam itu adalah hari kelima Sanawi memulai berdagang bakso. Karena kecapekan, begitu merebahkan badan langsung tertidur.
Tengah malam Sanawi terbangun, kaget. Dari dalam lemari pakaian terdengar sebuah ledakan kecil mirip mercon lombok rawit.
Sanawi bergegas bangun dan segera membuka almari pakaiannya. Alhamdulilah, di dalam almari tidak terjadi apa-apa. Tidak ada asap mau pun bau belerang bekas ledakan mercon.
Menjelang siang Sanawi mengambil salah satu bajunya dari dalam almari, akan berganti baju yang bersih.
Lhadalah… di atas lipatan baju batiknya yang jarang dia pakai, tergeletak sebuah keris ukuran kecil atau sering disebut cundrik atau patrem.
Baca Juga: Ingkari Janji Menikah, Bisakah Dipidanakan ?
Panjangnya sekitar 15 sentimeter. Benda tersebut terasa berwibawa sekali. Mengisyaratkan jika benda tersebut merupakan benda kuna dan “berisi”.
Berbagai pertanyaan memenuhi kepala bakul bakso anyaran tersebut. Siapakah pemilik cundrik tersebut?
Kenapa bisa berada di dalam almari pakaiannya? Dalam hal dunia per- keris-an, Sanawi adalah enol puthul alias ora ngerti apa- apa blas.
Atas saran kakak iparnya, Sanawi membawa keris kecil temuannya itu kepada Mbah Sambiyo (nama samaran), orang yang ahli dalam bidang per-keris-an.
Oleh Mbah Sambiyo keris tersebut ditayuh. Untuk mengetahui betul tentang pamor, karakter dan manfaat keris tersebut. Untuk menayuh keris mungil tersebut Mbah Sambiyo membutuhkan waktu tiga hari.