Namun tetap saja sikap Sunti itu membuat Jimat merasa tersinggung. Sunti yang selama ini seolah menurut saja apa yang dinginkan dan diarahkan, ternyata tiba-tiba memberontak.
Jimat juga tak menduga Sunti bisa semarah itu, sampai mengeluarkan kata-kata yang menyinggung perasaannya.
Baik sebagai seorang laki-laki maupun sebagian seorang yang dulu pernah menjadi 'atasannya' dalam urusan rencana persekongkolan. (Bersambung) *