harianmerapi.com - Setelah mendengar penjelasan Lek Puji soal misteri keris Tunggalasma yang tertancap di batu, Bu Ismi mulai menanyakan siapa saja keturunan Ki Wasana.
Lalu, Lek Puji memberitahu bahwa keturunan Ki Wasana yang masih hidup hanya Ki Cokro. Dulu sebelum Ki Cokro menikah, ia sempat mencoba menarik keris Tunggalasma tapi tidak berhasil.
Sejak saat itu Ki Cokro menyerah dan melupakan legenda keris Tunggalasma.
Baca Juga: Misteri Keris Tunggalasma 1: Tertancap di Batu Besar Kali Srini Sudah Ratusan Tahun
Tetapi, sejarah tetaplah sejarah tidak akan bisa hilang walaupun sudah berusaha dilupakan.
Satu-satunya keturunan Ki Cokro adalah Adiwangsa atau suami Bu Ismi. Sebenarnya Adiwangsa tidak tertarik dengan legenda Tunggalasma, bahkan ia tidak percaya.
Tetapi setelah tinggal lama di desa tersebut, banyak warga desa yang memintanya untuk mengambil keris Tunggalasma.
Karena hanya Adiwangsa keturunan Ki Wasana yang belum pernah mencoba mencabut keris Tunggalasma dari batu itu.
Setelah memikirkan beberapa lama, tepat di malam satu suro Adiwangsa mendatangi kali Srini. Ia melakukan beberapa ritual dan membakar sesaji sebelum menarik keris Tunggalasma dari batu besar itu.
Baca Juga: Misteri Keris Tunggalasma 2: Rebutan Kekuasaan Setelah Ayahanda Meninggal, Saudara Sendiri Dibunuh
Ki Cokro sama sekali tidak tahu yang akan dilakukan anaknya. Jika Ki Cokro tahu, ia pasti akan melarang anaknya.
Ki Cokro sudah menjaga batu itu dari puluhan tahun yang lalu. Ia mengetahui tentang sumpah yang diucapkan leluhurnya, Ki Warsa.
Dahulu saat Ki Cokro mencoba menarik keris Tunggalasma ada yang berbisik di telinganya, bahwa ia harus menjaga keris tersebut. Jika keris itu berhasil diambil maka keturunan Ki Cokro akan celaka.
Adiwangsa berhasil menarik keris Tunggalasma dari batu besar itu. Tidak ada kejadian apa-apa setelah itu, tetapi saat ia sedang berjalan menuju ke rumahnya, batu besar tersebut menggelinding ke arahnya.
Adiwangsa berlari sekuat tenaga untuk menghindari batu tersebut, tetapi batu itu berhasil menindas Adiwangsa, kemudian menindas sebuah rumah.