harianmerapi.com - Cerita misteri tentang arwah minta payung bermula saat Pak Karsa mencoba bunuh diri karena terlalu banyak utang, namun selalu gagal.
Dini hari itu semua keluarganya masih tidur lelap Pak Karsa berjalan menuju sumur di belakang rumahnya.
Ia melanjutkan niatnya untuk bunuh diri. Dengan mantap ia meloncat terjun ke dalam sumur. Suaranya glodak, byur, krubyuk krubyuk.
Baca Juga: Arwah Minta Payung 1: Ketagihan Togel, Pengambil Nira Tak Tahan Utang Menumpuk Nekat Bunuh Diri
Glodak ia terkena batu tebing sumur, byur pada waktu jatuh di air sedangkan krubyuk krubyuk waktu dia akan meregang nyawanya.
Pukul 06.00 WIB keluarganya sudah bangun melihat kamar Pak Karsa kosong semua bingung mencari Pak Karsa tetapi tidak berhasil.
Tetangganya ikut mencarinya tetapi juga tidak berhasil. Waktu istrinya Pak Karsa menimba air timba (embernya) menyetuh benda dhuk, istrinya Pak Karsa lalu mengamatinya.
Tampak krembut krembut rambut kepala Bu Karsa menjerit : “Ayahmu dalam sumur”. Semua yang mendengar berdatangan melihat dalam sumur ternyata Pak Karsa telah meninggal dalam sumur.
Kejadian itu dilaporkan kepada Kapala Dukuh langsung ke Kepolisian. Lebih kurang pukul 08.00 WIB jenazah Pak Karsa diangkat dari dalam sumur.
Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Soal Sholat Tarawih Bulan Ramadhan: Ikuti Saja Arahan MUI
Setelah diperiksa oleh Kepolisian dan Puskesmas dan dinyatakan tidak ada penganiayaan siangnya jenazah tersebut dimakamkan pada pemakaman kampung.
Seperti layaknya orang orang di desa itu diadakan selamatan pada hari ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus sampai seribu.
Selamatan pada hari keseribu itu biasanya pada kuburnya dipasang batu nisan. Tentang pemasangan batu nisan itu anak anak pak Karsa ada perbedaan pendapat.
Sebagian anaknya menghendaki dipasang batu nisan, namun sebagian tidak boleh dipasang batu nisan karena meninggalnya bunuh diri. Akhirnya makam Pak Karsa tidak dipasang batu nisan.
Pada selamatan hari yang ke 40 sehabis kendurian di sumur tempat Pak Karsa bunuh diri timbul suara grobyak, grobyak.