harianmerapi.com - Setelah berjalan kurang lebih setengah jam, mereka memasuki kampung. Mereka baru merasa ada yang ganjil dari peristiwa yang mereka alami baru saja.
Mereka rupanya tak menyadari telah tersesat di kampung bangsa jin meski merasa sepeti berada di sebuah kampung biasa.
“Bukannya sebelum desa ini tidak ada kampung?” tanya Kang Sahrul.
Sang Kyai hanya diam, ia mencoba mengingat ingat peristiwa yang baru saja ia alami. Benar, sebelum desa ini tidak ada kampung, batin sang Kyai.
Terus bagimana mungkin tadi ada keramaian di sana? Kang Sahrul terus melajukan mobilnya dengan menambah kecepatan.
Mereka tak saling berbicara hanya saling memendam dalam benak mereka rasa penasaran atas peristiwa yang mereka alami.
Tak berapa lama terdengar suara adzan subuh dari masjid desa. Kang Sahrul segera memasukkan mobilnya ke parkiran.
Baca Juga: Tersesat di Kampung Jin 2: Diminta Memimpin Doa dalam Pengajian karena Kyai Berhalangan Hadir
Sang Kyai mengambil air wudhu bergegas ke masjid, di sana sudah ditunggu jama’ah untuk mengimami solat subuh.
Setelah pukul 06.00 pagi sang Kyai memanggil Kang Sahrul. Dalam benak sang Kyai masih merasa penasaran akan kejadian tadi malam.
Mereka berdua mencoba mengingat peristiwa itu, namun hanya sedikit yang dapat mereka ingat.
Semua jam’ah berbaju putih, serta tidak ada jama’ah yang berbicara saat kegiatan doa berlangsung, semua terlihat sangat hening dan khusuk.
Baca Juga: Lima Peran Profesional Guru PAUD Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini, Salah Satunya Sebagai Pelatih
Mereka juga tak mampu mengingat wajah mereka secara jelas. Untuk menghilangkan rasa penasaran mereka, ia beresepakat untuk melihat lokasi peristiwa tadi malam.