hidayah

Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 6: Meringkuk di Ruang Tahanan Kantor Polisi karena Jadi Korban Fitnah

Kamis, 3 Februari 2022 | 18:00 WIB
Pak Dipo hanya bisa amerenungi nasibnya di ruang tahanan kantor polisi. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Memang benar fitnah itu ebih kejam dari pembunuhan. Korban fitnah memang tidak terbunuh namun dapaknya lebih menerikan.

Kesedihan mendalam dirasakan Pak Dipo, yang hanya bisa merenung di dalam ruang tahanan kantor polisi. Tak pernah terbayangkan dirinya harus meringkuk di ruangan tersebut.

Padahal, selama ini ia selalu merasa ketakutan setiap bertemu dengan Pak Polisi. Sekalipun tak melakukan perbuatan yang melanggar hukum, namun Pak Dipo seolah enggan sekalipun hanya berdekatan dengan Pak Polisi.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 1: Jadi Anak Orang Kaya dan Punya Mainan Banyak, Ternyata Hanya Mimpi

Sekarang, tanpa diketahui sebabnya ia malah jadi tahanan. Ingin rasanya mnenangis dan teriak sekuatnya. Dada Pak Dipon pun terasa menjadi sesak memikirkan nasibnya.

Masih teringat betul, bagaimana Pak mandor dengan bengis menuduh dirinya telah mencuri aset yang ada di proyek bangunan. Tuduhan yang menurut Pak Dipo sama sekali tak berdasar. Jangankan mencuri, tahu barang yang dituduhkan saja ia tak pernah melihatnya.

Namun Pak Dipo hanya bisa menurut saja, karena takut dibentak-bentak Pak Mandor. Pak Dipo juga bengong, ketika Pak Mandor menemukan segepok uang di dalam tas yang selalu dibawanya.

"Dari mana saya bisa menyimpan uang sebanyak itu?" tanya Pak Dipo dalam hati.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 2: Rajin Salat dan Belajar karena Ingin Menjadi Orang Kaya

Sebagai pekerja yang selama ini dikenal pendiam dan sangat lugu, rupanya Pak Dipo jadi sasaran korban fitnah mandornya sendiri.

Kepala proyek rupanya mulai mencium adanya ketidakberesan di antara pekerja, karena adanya beberapa barang vital yang hilang. Rupanya semua itu ulah Pak Mandor.

Sebagai pengawa, ia iabarat pagar makan tanaman, bukannya mengawasi namun malah melakukan tindak pencurian barang-barang milik proyek.

Saat penyelidikan tengah dilakukan, Pak Mandor pun panik. Ia takut ketahuan dan dijadikan pesakitan, sehingga dengan serampangan mencari kambing hitam. Dan yang menjadi korban adalah Pak Dipo.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 3: Tak Ingin Dibuai Mimpi, Sudah Mulai Belajar Bagaimana Mencari Uang

Pak Mandior merasa, Pak Dipo pasti tidak akan melakukan perlawanan jika dituduh mencuri. Apalagi ia membuat rekayasa, memasukkan segepok uang ke dalam tas Pak Dipo.

Halaman:

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB