harianmerapi.com - Konon banyak sekali cara yang digunakan orang untuk mendapatkan pesugihan secara jalan sesat. Salah satunya adalah dengan Kuncup Melati. Sudah tentu pesugihan itu pun selalu minta tumbal pesugihan.
Puluhan tahun yang lalu di kampung Krompakan terjadi kehebohan karena ada salah satu penduduk yang mempunyai akik kuncup melati yang berfungsi sebagai pesugihan.
Akik kuncup melati itu dulu miliknya Eyang Candra Hardana (nama samaran), ia sesepuh di kampung tersebut. Pada waktu masih dipegang Eyang Candra Hardana akik pusaka tersebut digunakan untuk pelindung diri.
Baca Juga: Cerita Mistis Diberi Uang Oleh Sosok Laki-laki Naik Kuda HitamJantan Beraroma Kemenyan
Sebelum Eyang Candra Hardana meninggal dunia anak cucunya dikumpulkan untuk menerima warisan akik. Namun harus ditentukan siapa yang kuat memiliki akik tersebut dengan cara mengangkat akik itu di atas kepalanya.
Bila tidak roboh berarti ia yang berhak menerima akik itu. Apabila roboh berarti tidak kuat menerima akik tersebut.
Lima orang anaknya mencoba mengangkat akik itu semuanya roboh, berarti tidak ada yang kuat menerima akik tersebut.
Cucunya ada 10 dan mencoba semua mengangkat akik itu di atas kepalanya juga berjatuhan. Hanya satu cucunya yang kuat mengangkat akik tersebut, yaitu Bondan Wicaksana (nama samaran).
Baca Juga: Hati-hatilah dengan Fitnah karena Termasuk Dosa yang Tak Terampuni Oleh Allah SWT
Menjelang ajalnya Eyang Candra Hardono, ia pesan pada cucunya (Bondan Wicaksana): “Akik kuncup melati ini rawatlah sebab bisa mendatangkan kebahagiaan namun bisa mendatangkan malapetaka”. Sesudah pesan demikian Eyang Candra Hardono meninggal dunia.
Empat puluh hari setelah Eyang Candra Hardono meninggal dunia, akik yang disimpan Bondan Wicaksana, pada malam hari pukul 02.00 WIB dini hari mengeluarkan cahaya.
Lewat cahaya itu keluarlah wanita cantik dan bilang pada Bondan : “Mas aku bisa menolong kamu apa yang kamu mau, kekayaan juga bisa”.
Jawab Bondan : “Aku hanya minta engkau tidak menganggu saya”. Wanita itu lalu bilang : “Minta kok hanya seperti itu”.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 19: Mendapat Warisan dengan Tidak Benar, Berujung pada Penyesalan
Suatu ketika Bondan jatuh cinta pada Indri (nama samaran) teman sekolah waktu SMA. Waktu itu Indri pulang berjalan kaki, kebetulan Bondan naik motor dan minta agar Indri membonceng saat itu pula.