harianmerapi.com - Orang tempo dulu banyak yang memiliki dan memelihara keris. Keris bukan sekadar senjata. Tapi, menyimpan dimensi spiritual dan kebatinan.
Orang zaman dulu menganggap keris bukan benda mati. Dari sekian banyak keris, memang ada yang cuma biasa-biasa saja. Juga ada yang mempunyai keampuhan.
Bagaimana orang memperlakukan keris? Mbah Yut di antara orang yang memiliki keris dan rutin dimandikan setiap malam Jumat Kliwon.
Baca Juga: Cerita Misteri Penampakan Perempuan Berbaju Putih di Atas Vespa Kuno di Gudang Rumah Kontrakan
Tiap orang mempunyai hari khusus yang berbeda-beda. Tidak sama satu dengan yang lain. Mbah Yut memandikan keris setiap malam Jumat Kliwon.
Pernah Mbah Yut lupa memandikan keris. Keris yang ditaruh di dalam lemari itu seolah-olah mengingatkan. “Klotak, klotak, klotak,” seperti itu bunyi suara dalam lemari.
Cerita ini bukan soal klotak-klotak itu. Karena merasa sudah tua renta, Mbah Yut memberikan keris itu kepada adiknya. Adiknya diminta memeliharanya. Keris pun berada di rumah adiknya.
Mbah Yut beberapa hari kemudian bermimpi. Dalam mimpi, seseorang membawa keris itu. Keris itu ditempatkan dalam lemari.
Ini mimpi dalam tidur. Entah siapa orang dalam mimpi itu, Mbah Yut tidak bisa memastikan. Yang bikin heran, ketika Mbah Yut membuka lemari, keris itu benar-benar ada dalam lemari di tempat semula.
Seperti yang dilihatnya dalam mimpi. Adiknya ketika ditanya mengaku tak mengembalikan keris itu.
Mbah Yut yang sudah sepuh hanya membatin. Artinya, keris itu tak mau berpindah tempat. Adiknya mungkin belum pantas menerimanya.
Kalau belum pantas, ya memang tidak pantas. Akhirnya keris itu tetap di tangan Mbah Yut sampai meninggal. Tetap dipeliharanya.
Baca Juga: Durian Montong Asal Bali Ada Ukuran Jumbo, Berapa Kilogram Beratnya dan Apa Kelebihannya?
Dan, anak-anaknya tidak berani mewarisinya. Tetap di dalam lemari. Keris dan lemari itu sampai sekarang tetap terjaga. (Serperti dikisahkan Armawati di Koran Merapi) *