harianmerapi.com – Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala dua tahun terakhir ini selalu dilakukan pada bulan Oktober. Bahkan beberapa tahun sebelumnya juga demikian. Lalu apakah Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala selalu dilakukan setiap Oktober?
Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala tahun ini telah dilaksanakan pada Selasa, 26 Oktober 2021 dini hari.
Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian orang. Mereka percaya bahwa hasil bukaan Cupu Kyai Panjala ini dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada Bangsa Indonesia selama satu tahun ke depan.
Baca Juga: Viral Video Kemarahan Kapolres Nunukan Ternyata Disebar Sendiri oleh Korban Brigadir SL
Hasil bukaan Cupu Kyai Panjala ini merupakan tanda baik gambar, bentuk, tulisan, atau angka yang terdapat dalam lembaran kain penutup Cupu Panjala.
Cupu Kyai Panjala dibuka oleh tokoh masyarakat yang merupakan ahli waris Cupu Kyai Panjala sekaligus Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta di Girisekar, Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Cupu berjumlah tiga buah yang berukuran kecil, ketiganya bernama Semar Tinandu, Palang Pinantang, dan Kenti Wiri.
Dikutip dari channel Youtube Dinas Kebudayaan DIY, Wakil Ketua Desa Budaya Girisekar, Nana Warsana menjelaskan bahwa waktu pelaksanaan Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala tidak selalu bulan Oktober.
Baca Juga: Sudi Silalahi Eks Mensesneg Era SBY Tutup Usia
Pelaksanaan Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala selalu dilakukan sesuai perhitungan penanggalan Jawa, yakni berdasarkan Pranoto Mongso. Sedangkan dalam perhitungan Pranoto Mongso terdapat 12 pembagian mongso.
Nana Warsana menjelaskan bahwa Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala selalu dilakukan di Mongso Kapat, atau pada masa keempat Pranoto Mongso.
Kemudian untuk hari pelaksanaannya selalu dilakukan pada hari Selasa Kliwon, Mongso Kapat. Hal ini lah kemudian seringkali Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala dilakukan bulan Oktober yang biasanya bertepatan dengan Mongso Kapat.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa jika dalam bulan Oktober tidak masuk Mongso Kapat atau tidak ditemukan hari Selasa Kliwon, maka biasanya akan maju atau mundur ke bulan September atau November yang terdapat hari Selasa Kliwon.
Penghitungan ini sangat berkaitan dengan tradisi warga sekitar yang menggunakan tanda-tanda hasil bukaan Cupu Kyai Panjala sebagai ramalan untuk pertanian.