TUKANG bakso tak sedikit yang menjajakannya secara berkeliling keluar masuk kampung. Setiap berkeliling, tukang bakso mendorong gerobak.
Jika berjualan malam hari, biasanya ada lampu sentir atau lampu minyak dinyalakan sebagai penerang.
Gatot (nama samaran) punya anak usia enam tahun, yang sering minta dibelikan bakso. Hampit setiap malam, dia duduk-duduk menunggu di teras rumah untuk memesan bakso buat anaknya.
Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 37: Sadar Diri Setelah Kehadiran Cucu
Sebagaimana sifat anak, kalau meminta sesuatu kerap merajuk, bahkan menangis. Bagi Gatot, membelikan bakso bukan sekadar agar anaknya berhenti merajuk, tetapi juga tanda sayang.
Apalagi tidak setiap saat membersamai anaknya karena kesibukan bekerja. Hanya waktu sore dan hari libur bisa bermain dan bercanda dengan anaknya.
Jam operasi bakso langganannya memang sejak petang. Melintas di depan rumah Gatot tak tentu jam berapa. Kalau di kampung sebelumnya laris, sampai di kampung berikutnya kemungkinan lebih lama.
Baca Juga: Raden Mas Sandeyo Kiai Mlangi 2: Kerajaan Dipenuhi Sengketa Masalah Kepemimpinan dan Suksesi
Setidaknya melintas di depan rumah Gatot bisa usai Maghrib, bisa pula habis Isya. Bahkan tidak setiap saat muncul tukang bakso. Mungkin sudah habis di kampung-kampung sebelumnya atau tukang baksonya meliburkan diri.
Suatu malam, Gatot dan anaknya menantikan tukang bakso seperti biasanya. Ditunggu sekian lama, tukang bakso tak kunjung datang.
Menit demi menit berlalu, sudah satu jam lebih sejak usai Isya. Dengan mata awas menatap ke depan rumah, Gatot melihat nyala api berjalan. Betul-betul berjalan. Nyala api lampu sentir.
Baca Juga: Misteri Suara Bersin di Sepanjang Malam, Ternyata Makam Budhe Amblong
“Pak, baksonya kok nggak datang-datang?” seru anaknya yang dari tadi duduk di sebelah Gatot.
Gatot hanya diam saja. Matanya dikucek-kucek dan dibelalakkan. Memang hanya nyala sentir yang terlihat. Gatot terus mengamati nyala api sampai hilang di tikungan jalan.
Sampai jam sembilan malam, anaknya yang sudah capek dan mengantuk akhirnya tertidur. Gatot menyaksikan peristiwa semalam sebagai pengalaman ganjil yang masih mengganjal pikirannya. (Seperti dikisahkan Hendra Sugiantoro di Koran Merapi) *