Bunyi gemerincing gelang kaki menimbulkan suasana mistik di tambah lagi bau kemeyan dan kembang yang begitu menyengat.
Tatapan mata kosong para penari mulai terlihat.
Mata-mata itu seolah menatap tajam ke arah Rumi. Ada rasa takut menghantuinya.
Rumi memberanikan diri menatap mata salah seorang pemain.
Semakin lama ia menatap semakin hilang kesadarannya “Rum…..Rumi… !”berualang kali Satria memanggilnya.
Asri pun mulali curiga terhadap perilaku Rumi yang sejak tadi termangu.
Nampak kecemasan di wajah mereka melihat tingkah aneh Rumi.
Asri mencoba menyadarkan Rumi sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Anton pun datang menghampiri Rumi sambil membisikan sesuatu ketelinga Asri.
Asri pun segera melaksanakan perintah Anton. Tidak lama kemudian Rumi berteriak kesakitan.
“Rum… Rumi!” Kau tidak apa-apa.
“Entahlah tiba-tiba tubuhku lemas.”
Khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, mereka pun memutuskan untuk segera kembali.