Sunan memaafkan, tetapi apa daya nasi sudah menjadi bubur, perkataan tak mungkin ditarik kembali. Meski wujudnya seperti itu, santri ingin terus mengikuti Sunan Meria. Namun Sunan tak mengizinkan, takut masyarakat pada heran dan takut.
Maka di perintahkanlah santri tersebut untuk tinggal dan menjaga bekas tancapan tongkat yang terus menerus mengeluarkan air.
Sebelum melanjutkan perjalanan, Sunan mengatakan "Kelak orang-orang akan mengenal sendang ini dengan sebutan Sendang Sani, dan desa ini aku namai Desa Sani." *