Sementara itu, proses jamasan keris diawali dengan doa, kemudian merendam bilah keris dalam air kelapa muda selama dua hari dua malam.
"Tujuannya untuk menghilangkan semua kotoran, sisa minyak, warang, dan karat pada bilah keris," katanya.
Setelah perendaman dengan air kelapa itu, bilah keris akan menjadi putih bersih. Karena itu, proses ini disebut mutih.
Kemudian, sambung Ki Sugiyono, bilah keris digosok dengan jeruk nipis yang sudah dibelah menjadi dua. Lalu, disikat dengan air perasan jeruk nipis dan babon warangan secara bergantian.
Sudah itu, bilah keris kemudian dipijit-pijit perlahan dari bawah atau bagian ganja hingga ujung bilah. Tujuannya agar bahan warangan bisa lebih meresap sempurna.
Baca Juga: Hati-hati, ancaman strum di rumah, pastikan jaringan listrik aman
"Kemudian, dicuci bersih dengan sabun colek di bawah air yang mengalir, sambil disikat lembut dengan pelan. Setelah bersih, keringkan dengan lap lembut dan jemur di bawah sinar matahari," ungkapnya.
Ki Sugiyono menyambung lagi, setelah proses mutih atau jamasan dan warangan selesai itu masih ada satu tahapan proses lagi.
"Yaitu, memasang semua bagian keris seperti deder atau gagang keris, dan menyiapkan warangkanya.
Sudah itu, proses selanjutnya adalah mengoleskan minyak anti karat pada bilah keris dengan aroma sesuai selera, seperti cendana, melati, atau lainnya, lalu diangin-anginkan hingga kering.
Baca Juga: Hati-hati, ancaman strum di rumah, pastikan jaringan listrik aman
Setelah diberi minyak, penampilan keris akan menjadi sempurna. Besi keris akan tampak hitam keabu-abuan, dengan warna pamor atau motif keris yang terlihat putih elegan.
"Sambil menunggu minyak agak kering, kita bisa membersihkan bagian warangka dan pendok, hingga bersih dan mengkilap," katanya.
Setelah semua tahapan tersebut, proses jamasan keris sudah selesai. Dari mulai tahapan mutih, njamasi atau jamasan, hingga proses wararangan.