hidayah

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
Laron (Foto : Pexels)

HARIAN MERAPI - Laron atau alate akan muncul disaat musim hujan. Binatang yang juga disebut rayap terbang ini mempunyai filosofi yang tinggi dalam masyarakat Jawa.

Perlu dipahami secara keilmuan, laron adalah bagian awal dari setiap siklus hidup rayap atau fase dimana kasta rayap telah siap untuk reproduksi dan membangun koloni baru.

Mengutip dari Grid.id, laron termasuk serangga dengan usia yang relatif singkat. Setelah proses kawin selesai, laron jantan akan mati, sementara betina akan melepaskan sayapnya dan mulai mencari lokasi baru untuk membangun koloni.

Dalam ekosistem, laron memiliki peran penting karena membantu menguraikan kayu dan material organik lain yang dikonsumsi oleh larva rayap. Mereka juga menjadi bagian dari rantai makanan, dikonsumsi oleh hewan seperti kelelawar dan burung.

Baca Juga: Terkait pelokanan pindah, paguyuban pedagang Pasar Pagi Salatiga diundang Dinas Perdagangan, Audiensi ke Walikota

Bagaikan banyak serangga lain, laron sangat tertarik pada cahaya. Maka itu bila terbang kerap terlihat bergerombol di sekitar lampu saat malam tiba. Meskipun daya penglihatan mereka lemah, laron dan koloni rayap dikenal memiliki sistem komunikasi yang canggih, yaitu melalui feromon.

Ketika musim kawin, laron akan terbang beramai-ramai mencari pasangan, menciptakan pemandangan dramatis yang bisa mengganggu aktivitas manusia. Walau sering dianggap menyusahkan, keberadaan laron nyatanya memberikan kontribusi penting dalam keseimbangan lingkungan.

Dalam laman Pest World, rayap merupakan salah satu spesies hewan yang sudah ada sejak zaman purba. Bahkan, ada banyak fosil yang membuktikan bahwa rayap sudah ada sejak 120 juta tahun lalu. Siklus hidup rayap juga terbilang cukup kompleks.

Rayap adalah serangga yang hidup berkelompok dan memiliki ekosistem sosial yang sangat kuat dan khas. Rayap juga dikenal sebagai hewan yang sangat gemar memakan selulosa yang biasanya didapatkan dari kayu dan produk-produk olahan kayu lainnya.

Baca Juga: Benar-benar Andalan, Dalam 3 Bulan Super App BRImo Digunakan Oleh 40 Juta User dan Catat Transaksi Rp1.599 Triliun

Lantas apa filosofi dari laron bagi masyarakat Jawa?

Tembang Dolanan:sebuah refleksi filosofi Jawa yang ditulis Umi Farida Dkk, bahwa Laron adalah binatang kecil yang bisa terbang dan selalu mencari cahaya yang terang.

Setelah ia menemukan cahaya tersebut, laron rela mati. Jika diaplikasikan pada manusia, makna secara filosofis adalah.

Cahaya terang tersebut dapat ditafsirkan sebagai petunjuk, yaitu pedoman dalam hidup, dalam hal ini, Al-Quran.

Dalam hidup, manusia harus selalu mengikuti petunjuk Al-Qur’an sehingga jika manusia telah menemukan dan menjalankan petunjuk tersebut, ia akan selalu siap kembali kepadaNya.

Baca Juga: Inilah bahayanya HPV, dapat menyerang laki-laki maupun perempuan, simak penjelasan dokter

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB