HARIAN MERAPI - Bagian terakhir atau ketiga dari cerita hidayah akibat serakah warisan, akhirnya sakit-sakitan dan harta pun habis untuk perawatan.
''Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.'' (QS.An-Nisa:14)
Hidup tenang di atas warisan yang seharusnya dibagikan kepada saudara-saudaranya, ternyata tidak berlangsung lama dialami Ranto.
Baca Juga: Cerita hidayah akibat serakah warisan 1, punya istri solehah yang ikhlas merawat ibu di hari tuanya
Meski saudara-saudaranya tidak pernah mempersoalkan lagi rumah dan tanah yang ditempati keluarga Ranto, namun masalah justru datang dari hal-hal yang tak terduga.
Dimulai dengan cucunya yang keserempet motor saat main di depan rumah, dan diikuti dengan serentetan kejadian yang membuat pusing Ranto.
Bukan saja masalah biaya yang harus dikeluarkan, namun hatinya menjadi tidak tenang. Hampir setap malam ia mengalami mimpi buruk, sehingga menjadi kurang tidur.
Kesehatan Ranto pun merosot tajam. Pria yang sebelumnya tampak gagah itu, dalam waktu singkat menjadi kuyu dan hilang sama sekali perbawanya.
Berulang kali Ranto harus keluar masuk rumah sakit. Begitu pula dengan pengobatan alternatif pernah dicoba, tapi hasilnya tetap nihil.
Oleh dokter, Ranto divonis mengalami komplikasi penyakit, yang utamanya disebabkan oleh darah tinggi dan kolesterol.
Ranto heran, karena dirinya merasa tak punya riwayat penyakit seperti itu. Bahkan belakangan muncul vonis dokter lagi, ada kanker yang mendekam di dalam tubuhnya dan harus segera dioperasi.
Serentetan cobaan yang dialami Ranto itu memaksanya harus menguras seluruh tabungannya. Sampai akhirnya pada batas yang tak tertahan, beberapa aset pun terpaksa harus dijual pula.
Meski demikian, kesehatan Ranto tak mkenunjukkan gajala membaik. Ia sebenarnya sudah tidak tahan mendapat siksaan seperti itu dan berharap nyawanya segera dicabut saja.