HARIAN MERAPI - Cerita mistis Pak Iswandi akan mengungkap misteri sosok pejuang PETA Supriyadi atau Shodanco Soeprijadi yang fenomenal. Pahlawan Nasional ini disebut dekat dengan Bung Karno dan Pak Harto.
Pejuang PETA Supriyadi yang fenomenal karena akhir hayatnya yang misterius, hanya satu dari sekian cerita mistis Pak Iswandi Ikhsan (74), warga Kampung Bumijo Kota Yogyakarta.
Cerita mistis Pak Iswandi tentang pejuang PETA Supriyadi yang fenomenal ini juga akan mengungkap sisi spiritual Bung Karno dan Pak Harto.
Baca Juga: Pemda DIY Siapkan Dua Skenario Pelantikan Bupati dan Wali Kota
Seperti diketahui, Bung Karno adalah nama karib Presiden I RI Ir Soekarno. Dan, Pak Harto adalah sapaan akrab Presiden II RI Soeharto.
Meski tak begitu banyak yang bisa terungkap, namun cerita mistis Pak Iswandi tentang sosok pejuang PETA Supriyadi sekiranya akan memberi jawaban yang terasa logis bagi yang percaya.
Pejuang PETA Supriyadi pertama-tama dikenal sebagai pemimpin pemberontakan terhadap penjajah Jepang pada Februari 1945. Kiprahnya sangat terkenal karena keberaniannya bertempur di medan perang.
Baca Juga: Diduga terlibat penganiayaan Darso warga Semarang, enam anggota Polresta Yogyakarta dibebastugaskan
Sodhanco Soeprijadi atau Supriyadi ini menjadi fenomenal karena setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, keberadaannya tak diketahui.
Supriyadi yang sangat terkenal di kalangan militer waktu itu, tiba-tiba tak diketahui rimbanya. Dia seperti hilang misterius, dan hingga kini tak diketahui.
Hilangnya Supriyadi ini selama bertahun-tahun menjadi tanda tanya besar perihal bagaimana dia meninggal, dan di mana makamnya.
Baca Juga: Januari segera berakhir, buruh Sukoharjo tunggu realisasi pembayaran UMK 2025
Sejumlah kesaksian tentang misteri Supriyadi ini pernah muncul beberapa kali. Setidaknya, yang paling akhir adalah kesaksian Andaryoko Wisnu Prabu yang mengaku sebagai Supriyadi.
Pada bulan Agustus 2008, pengakuan Andaryoko Wisnu Prabu sebagai Supriyadi ditulis menjadi buku oleh sejarahwan Baskara T Wardaya. Buku itu diberi judul 'Mencari Supriyadi'.
Namun, belakangan Supriyadi Andaryoko ini bukan Supriyadi Sang Pejuang PETA seperti yang dimaksudkan oleh Pak Iswandi.