HARIAN MERAPI - Menelusuri jejak-jejak perjuangan rakyat Magelang, ada 14 pejuang yang ditembak Belanda di Desa Cokro.
Dalam catatan sejarah, pada tahun 1949 ada peristiwa tragis di desa Cokro Kecamatan Grabag, 14 orang pejuang ditembak serdadu Belanda.
Mereka adalah Sersan Djoedi, Sersan Hardjo Oetomo, Komandan Muda Polisi Soewarto yang masih hidup meski ditembak, enam Agen Polisi II, yaitu Soetriman, Andreas, Slamet A, Ramelan, Darsono A, Darsono B, Prajurit Moersidi, pegawai kantor Kabupaten Magelang Soebroto, Prajurit CPM Ramelan, pager desa Hasim dan pegawai kantor gubernur Jawa Tengah Soenarjo yang masih hidup ketika ditembak.
Baca Juga: Jejak-jejak perjuangan rakyat Magelang, ditandai dengan beberapa Monumen Perjuangan Rakyat
Guna memperingati peristiwa tragis tersebut dibangun Tugu Pahlawan di tengah jalan desa Cokro. Peristiwa heroik pada Clash II (Perang Kemerdekaan II) tahun 1949 yang terjadi di
wilayah Muntilan.
Di desa Tanjung Wedana Muntilan R. Boediman sedang mengadakan pertemuan dengan perangkat desa, tiba-tiba dikepung musuh. Untuk melarikan diri sudah tidak mungkin.
Ada 20 orang serdadu Belanda dengan mengokang senjata mendatangi dan menggeledah rumah-rumah penduduk. Penghuninya disuruh keluar.
Para kepala keluarga dan warga yang sudah dewasa menyelamatkan diri ke sawah dan tegalan di pinggir desa. Beruntung, ada yang menyelamatkan Wedana R. Boediman.
Baca Juga: BPBD Sleman Pasang Hidran Umum di Wilayah Terdampak Kekeringan
Seorang perempuan ‘menyembunyikan’ Wedana R. Boediman dan Kepala Desa Tanjung di dalam sumur mati (tidak ada airnya) yang ditutupi dengan sampah. Tidak kurang selama satu jam mereka berdua bersembunyi, dan akhirnya selamat.
Pada suatu hari, Minggu Kliwon, pukul 06.30 WIB, pesawat terbang Capung yang mengintai daerah Muntilan menghilang dari pandangan. Kemudian datang 4 pesawat Cocor Merah (Mustang) dari arah Borobudur terbang ke arah selatan sambil menembaki Pasar Tanjung.
Rakyat lari menyelamatkan di ke arah Sungai Progo dan menyeberanginya meski arusnya cukup
deras karena kala itu musim hujan. Penembakan dari udara itu terjadi kurang lebih selama satu jam.
Ada 18 orang meninggal dunia dan 10 rumah penduduk dibakar pada peristiwa ini.
Peristiwa ini ditandai dengan Tugu Pejuang Kemerdekaan di dekat Pasar Tanjungjapuan.
Peristiwa tragis di dusun Gerdu desa Pogalan Kecamatan Pakis, pada tanggal 15 Pebruari
1949 Pos Kesehatan dokter Soedjono disergap dan diobrak-abrik serdadu Belanda.