hidayah

Gara-gara salah memilih pergaulan, tetap gila judi meski sudah punya pekerjaan mapan di kantor

Kamis, 23 Mei 2024 | 19:00 WIB
Ilustrasi cerita hidayah Gara-gara salah memilih pergaulan, tetap gila judi meski sudah punya pekerjaan mapan di kantor (Sibhe)

HARIAN MERAPI - Cerita hidayah tentang salah memilih pergaulan. Tetap gila judi meski sudah punya pekerjaan mapan di kantor, yang membuat rumah tangga juga jadi berantakan.

Sebenarnya dalam sebuah hadits Rasululah saw sudah menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam membentuk karakter manusia.

"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Baca Juga: Membangun kesetiakawanan sosial membawa bangsa unggul dalam setiap persaingan dengan bangsa lain

Dalam pergaulan di kantor, Pak Tarjo (bukan nama sebenarnya) dikenal kurang begitu akrab dengan teman-temannya. Dia suka menyendiri dan terkesan malas. Pasalnya, saat tidak ada pekerjaan lebih banyak tidur di tempat yang agak tersembunyi.

Namun berbeda halnya jika berada di lingkungan tempat tinggal. Tarjo dikenal suka bergaul dan aktif dalam berbagai kegiatan kampung.

Sayangnya, di antara kegiatan itu yang paling menonjol adalah berjudi. Benar, Tarjo dikenal gila judi bersama sebagian teman-temannya di kampung. Selain memakai taruhan, kegiatan judi itu juga dilakukan hampir setiap malam.

Mungkin karena itu pula, yang menyebabkan stamina Tarjo menurun saat siang hari sehingga berdampak pada kinerja yang menurun di kantor.

Baca Juga: Jadi pegawai bank plecit hati merasa gundah karena turut merasa jadi pemakan uang riba

Alhasil, kariernya tidak pernah berkembang dan cenderung kurang disenangi oleh rekan-rekannya sendiri.

Bagi Tarjo hal itu tak dihiraukannya. Ia lebih berat menyalurkan kesenangannya untuk berjudi, ketimbang memikirkan karier di kantor.

Begitu pula dalam urusan rumah tangga, Tarjo acap kali bertengkar dengan istrinya, gara-gara uang belanja habis di meja judi.

"Ibu harusnya bisa mengelola uang yang ada agar cukup untuk makan sebulan," kata Tarjo marah-marah.

Baca Juga: Mustajabnya doa istri bagi suami untuk mencari rezeki yang halal

"Bagaimana cukup Pak, harga-harga makin hari makin mahal sementara uang belanja dari tahun ke tahu tidak pernah ditambah," jawab Bu Tarjo kesal.

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB