kearifan

Arsitektur Candi Ngawen di Muntilan mempunyai corak bangunan yang khas

Selasa, 30 April 2024 | 20:40 WIB
Arca Singa berdiri di salah satu sudut candi Ngawen II. (MERAPI-AMAT-SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - De Casparis, seorang ahli purbakala bangsa Belanda, menghubungkan kompleks candi Ngawen di Muntilan dengan bangunan Venuwana yang disebutkan dalam Prasasti Karang Tengah tahun 824 M.

Dalam prasasti ini disebutkan, Raja Samaratungga mendirikan bangunan suci di ‘Venuwana’, yang berarti hutan bambu. Desa Ngawen ketika itu diduga sebagai salah satu desa yang banyak ditumbuhi hutan bambu.

Dan di sebelah utara desa Ngawen kini ada desa bernama Gunungpring, dimana ada sebuah bukit yang sampai kini masih banyak ditumbuhi rumpun bambu.

 Baca Juga: Candi Ngawen Muntilan, Candi Buddha dengan tata letak dan mandala yang berbeda

Ahli purbakala lainnya, E.B. Vogler menetapkan pertanggalan pembangunan Candi Ngawen pada periode tahun 812 – 836 M. Sedangkan J. Dumarçay dan Nurhadi Magetsari menghubungkan Candi Ngawen ini dengan Tathagatha dalam aliran agama
Buddha Mahayana seperti yang diterapkan pada candi-candi Buddha seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan dan Candi Sewu.

Seorang ahli purbakala asal Bali, R. Made Satyapara pernah menulis, dengan berakhirnya Kerajaan Mataram Kuna kira-kira tahun 925 M, keadaan dan sejarah Candi Ngawen tidak banyak diketahui.

Ada dugaan, candi ini juga menjadi korban mahapralaya letusan dahsyat Gunung Merapi. Kompleks percandian ini tertimbun material vulkanis dengan ketebalan sampai dua meteran.

Karena candi ini letaknya dekat sungai Blongkeng yang berhulu di lereng barat gunung tersebut.

 

Candi Ngawen juga mempunyai corak bangunan yang lain dengan candi-candi yang ditemukan di daerah Magelang.

Jan Fontein dalam bukunya ‘The Sculpture of Indonesia’ menuliskan, bangunan Candi Ngawen ini memiliki corak (style) khusus.

Di Candi Ngawen II ornamen dan hiasan candi dengan motif khas dan adanya gapura candi yang terpisah dengan badan candi. Adanya gapura candi yang terpisah itu dengan tujuan agar bangunan candi itu tampak lebih luas dan indah.

Denah kaki Candi Ngawen II berukuran 13,36 m x 12,82 m. Tinggi kaki candi 2,32 m dan penampil sisi timur berukuran 2,42 m. Di atas kaki candi ada selasar yang mengelilingi badan candi selebar 1,10 m.

Baca Juga: Inilah obat baru untuk anemia bagi pasien penyakit ginjal kronik

Sedangkan gapura candi yang terpisah tersebut ukurannya, lebar 4,9 m, bagian pintu gapura 1,05 m dan tingginya 2,1 m. Dalam relung-relung candi yang berukuran 84 cm X 36 cm dan kedalamannya 40 cm kini sudah tidak dijumpai arca-arca.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB