kearifan

Di Petilasan Pertapaan Kaki Gunung Merbabu yang dipercaya sebagai Keraton Lelembut, masih digelar tradisi sungkem telompak

Senin, 29 April 2024 | 19:40 WIB
Juru kunci Petilasan Pertapaan Telompak, Ali, memimpin ritual Sungkem Telompak. (MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Bagi warga masyarakat dusun Gejayan desa Banyusidi dan dusun Keditan desa Pogalan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, petilasan Pertapaan Telompak merupakan pepundhen yang sampai kini masih dilestarikan.

Tempat yang terletak di sebuah lembah sungai lereng barat Gunung Merbabu ini pada masa lalu merupakan pertapaan Kyai Singobarong yang berasal dari Kerajaan Kediri.

Ketika bertapa di sini dia didampingi Rara Geni, garwa selir Prabu Brawijaya V. Siapa sebenarnya Kyai Singobarong tersebut, sampai sekarang warga dusun setempat tak ada yang tahu pasti, karena tidak ada catatan sejarah.

Baca Juga: Belanja pakai uang palsu, seorang perempuan dibekuk pedagang di Pasar Kayen Pati

Semua ceritera itu hanya berdasarkan ‘tutur tinular’ dari nenek moyang mereka.

Tradisi Lebaran warga kedua dusun di desa-desa tersebut, pada setiap tanggal 5 Syawal menggelar acara ritual tradisional ‘Sungkem Telompak’.

Tahun ini ritual tersebut diselenggarakan pada hari Senin Pahing tanggal 15 April 2024. (karena tanggal 5 Sawal 1957 Jimawal menurut perhitungan mereka yang berdasarkan kalender Jawa ‘Aboge’, jatuh pada hari Senin, 15 April 2024).

Prosesi ritual diawali dari halaman padepokan ‘Pendawa Lima’ menuju ke petilasan Pertapaan Telompak sejauh lebih kurang satu kilometer dengan mengusung ubarampe tumpeng sesaji.

Baca Juga: Pesan Haedar Nashir dalam Silaturahmi Idul Fitri 1445 H Keluarga Besar Muhammadiyah di Sportorium UMY

Arak-arakan ini diikuti kelompok kesenian Jathilan dari dusun Keditan. Oleh warga setempat petilasan Pertapaan Telompak ini dipercaya sebagai ‘Keraton Lelembut’ dan menjadi tempat mujarab untuk memohon berkah dan berbagai permohonan.

Misalnya, permohonan agar anaknya pandai dalam bersekolah atau menjadi anak sholeh, agar lancar dalam mencari rejeki, atau pun agar selalu mendapat kebahagiaan, kemuliaan, kesehatan dan sebagainya.

Konon, permohonan mereka banyak yang terkabul. Namun, tempat ini bukanlah tempat untuk mencari kekayaan.

Ritual ‘Sungkem Telompak’ digelar di petilasan pertapaan leluhur mereka. Ritual ini dipimpin oleh Alip, tokoh masyarakat Gejayan yang juga sebagai ‘juru kunci’ petilasan ini, didampingi sesepuh dusun Keditan, Sujak, dan kepala dusun Gejayan, Sulis.

Baca Juga: Memahami lima pola perilaku agresif anak-anak dan remaja, di antaranya gertakan bullying dan vandalisme

Dua ancak ubarampe sesaji diletakkan di dekat mataair Telompak. Ritual diawali dengan membakar kemenyan dan diakhiri dengan pembacaan doa.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB