HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri rumah kos angker di Mojokerto 3, Gadis yang berdiri di depan pintu itu menatap tajam.
Semakin dekat dengan rumah kosnya, Heru tak merasakan firasat apa pun. Dengan santai dia membuka pintu gerbang yang cukup tinggi itu. Tapi, betapa kagetnya dia begitu masuk karena tiba-tiba tercium aroma melati yang cukup tajam.
Angin yang bertiup menyentuh tengkuknya pun terasa sangat dingin. Dan lebih kagetnya lagi, ketika Heru melihat ke arah pintu masuk, dia melihat ada sorang gadis berdiri di depan pintu manatapnya dengan tajam.
Baca Juga: Mengapa mahasiswi nekat bunuh diri, ini antara lain penyebabnya
Gadis itu memakai pakaian seragam sekolah model sekolah di Jepang. Rambut gadis itu sebahu terurai, dan rambut poni bagian depannya sedikit menutup matanya. Gadis itu hanya berdiri diam.
Melihat ini, tentu saja Heru kaget. Tapi, dia berfikir dengan jernih. Tidak mungkin dia berlari keluar dan berteriak ada setan di rumahnya. Apa kata orang-orang nanti.
Dia tentu tidak mau menjadi malu gara-gara itu. Tapi sosok gadis itu tetap bergeming dan tidak mau pergi juga.
“Woi!!! siapa kamu? Berani kamu ganggu aku? Aku tuh yang membersihkan tempat ini. Aku tidak berbuat macam-macam. Aku yang menjaga rumah ini. Aku yang setiap hari membersihkan rumah ini. Kamu masih mau berani sama aku???”
Dan teriakan Heru ini masih dilanjutkan dengan berbagai kata-kata umpatan. Ya, di tengah rasa takut, terkadang orang akan mengeluarkan berbagai umoatan untuk mengatasi rasa takutnya. Begitu juga heru.
Baca Juga: Geger perundungan siswa, polisi harus tegas
Dan… Ajaib! Setelah heru marah-marah dengan umpatan-umpatan itu, secara perlahan, sosok gadis itu mulai menghilang, bahkan aroma melati yang tadinya begitu tajam itu pun oerlahan menjadi samar dan akhirnya menghilang sama sekali.
Dan perlahan heru mendekati pintu, membukanya dengan tangan gemetar. Setelah pintu terbuka, segera Heru berlari masuk ke kamar dan menguncinya. Heru tak berani keluar kamar sampai pagi menjelang.
Dan setelah itu, Heru memutuskan untuk keluar dari rumah kos itu.
Apalagi jatahnya rolling di Mojokerto juga sudah habis dan dia akan kembali ke Malang membawa sedikit kisah yang cukup membangkitkan bulu kuduknya. (Seperti dikisahkan Fery yanni di Koran Merapi) *