HARIAN MERPI - Pak guru juga manusia. Karena itu, ia juga bisa merasa takut seperti orang lain.
Seperti dialami pak guru Fandi, yang dibuat ketakutan karena tinggal di dekat pemakaman umum.
Mengapa demikian? Karena setiap malam Jumat selalu saja ada kejadian misteri.
Fandi guru yang bertugas di daerah Cililin, dan tinggal di rumah dinas. Awalnya tidak pernah menyangka, rumah yang ia tempati berada di sisi area pemakaman umum yang lumayan luas.
“Pak, rumahnya dekat pemakaman gini ya? Ibu jadi takut," kata Ratih sang istri.
Saat malam tiba, desa tersebut sunyi sepi. Maklum jauh dari kota, jam 9 malam pun serasa jam 12. Fandi dan Ratih sedang duduk santai.
Selagi mereka mengobrol, tiba-tiba terdengar suara orang-orang berdzikir. Laillahailalloh... Laillahailalloh.
“Apaan tuh Pak, kayak banyak orang dzikir?”
Fandi membuka gorden kaca. “Sepertinya ada yang meninggal Bu, tuh banyak orang mengantar keranda hijau menuju makam.”
Karena heran, Ratih berdiri dan ikut melihat.
Ternyata benar, puluhan orang beriringan mengusung keranda mayat paling depan. Setelah yakin ada yang meninggal, Fandi dan Ratih menutup kembali gordennya.
Baca Juga: Kaesang temui Ketua Umum PGI Gomar Gultom, ini yang dibicarakan
Besoknya, Fandi menemui Pak RT, untuk menginformasikan sekarang mereka tinggal di situ. “O iya, pak... semalam ada yang meninggal ya pak?” tanya Fandi.
Pak RT mengerutkan kening, “Tidak ada. Memangnya kenapa?”
Fandi dan istrinya saling bertatapan. "Semalam kami lihat ada yang menguburkan mayat Pak, di pemakaman itu. Saya kira warga di sini?”
“Tidak ada, Pak. Lagi pula data pemakamannya ada di saya, dan kalau pun ada yang meninggal, pasti menemui saya dulu, dan juga tanah wakaf di pemakaman itu sudah penuh.