HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri yang dialami Marno, gara-gara mengambil sesaji pura di Bali.
Saat kembali ke rumahnya di Kutoarjo, Marno mengalami hal yang menggemparkan.
Seperti mendapat durian runtuh, Marno (bukan nama sebenarnya) diajak Pak Ketut pergi ke Bali.
Baca Juga: Enam Poklasar di Kulon Progo ikuti pelatihan pengolahan ikan, ini tujuannya...
Tanpa harus merogoh kocek untuk membeli tiket dan membayar penginapan di sana, karena memang diajak Pak Ketut untuk mudik ke kampung halamannya.
“Kamu bisa melihat keindahan Bali. Juga melihat berbagai upacara tradisional yang amat menarik,” kata Pak Ketut kepada Marno, pemuda yang memang tak pernah pergi rekreasi ke tempat yang jauh seperti Bali.
Marno di kampungnya memang dikenal sebagai pemuda yang baik, banyak teman karena mudah bergaul. Ajakan Pak Ketut tentu saja menarik minatnya. Tanpa banyak pertimbangan, tawaran itu diterimanya dengan senang hati.
Di Bali, Marno melihat hampir setiap warga tertib menjalankan agamanya. Di depan rumah-rumah penduduk selalu terlihat sesaji dan dupa yang diletakkan pada tempat-tempat khusus. Kebanyakan berada di depan rumah.
Ritual tradisional di Pulau Dewata ini membuat suasana lingkungan terasa tenteram dan damai. Marno juga diajak Pak Ketut melihat pagelaran tarian tradisional.
Marno terkagum-kagum melihatnya, sampai-sampai sering ndomblong. Apalagi gadis-gadis yang menari rata-rata amat cantik. Tarian yang diperagakan para lelaki juga terkesan gagah perkasa.
Marno iseng-iseng bertanya pada Pak Ketut, “Pak, apakah tarian sebagus itu juga harus diberi sesaji sebelum digelar?”
“Untuk pagelaran besar tentu saja harus dimulai dengan sembahyang lebih dulu. Hampir setiap agama melakukan doa lebih dulu setiap kali melakukan berbagai kegiatan yang dinilai amat penting,” ujar Pak Ketut.
“Juga diberi sesaji segala…?” Pertanyaan Marno ini belum sempat dijawab Pak Ketut, karena keburu diajak Pak Ketut untuk pergi ke sebuah warung makan khas Bali.
Sebelum meninggalkan arena tari, Marno sempat melihat seperangkat sesaji tak jauh dari tempat itu. Marno tertarik pada aneka sesaji itu.