HARIAN MERAPI- Puncak acara Gelar Hari Batik Nasional Kota Yogyakarta di Gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) kawasan Terban, Yogya berlangsung sampai malam hari, Senin (2/10/2023).
Menjelang berakhirnya Gelar Hari Batik Nasional Kota Yogyakarta tersebut ada lomba fashion show bertema batik bagi para lurah se-Kota Yogya dan disambung pengumuman pemenan lomba.
Beberapa jam sebelumnya, Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo SH MEd serta Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Atik Wulandari hadir pula dalam Gelar Hari Batik Nasional Kota Yogyakarta tersebut.
Baca Juga: Amanda Manopo dicecar 34 pertanyaan oleh penyidik, ini materi yang ditanyakan
Keduanya bahkan ikut membatik bareng pada kain putih hingga mengunjungi pameran batik dan turunannya serta ramah-tamah dengan sejumlah penjaga stand pameran batik.
Dalam kesempatan tersebut, Singgih juga menegaskan, batik adalah salah satu warisan budaya tak benda bangsa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.
Bahkan diperkuat dengan Keppres Nomor 33 Tahun 2009 dan ditetapkan setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional, serta diperingati oleh berbagai pihak.
“Artinya pula batik memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan, seperti untuk menunjang berbagai sektor di Kota Yogya. Apalagi banyak pula pemilik usaha batik di Yogya,” terangnya.
Baca Juga: Tasyakuran Dies Natalis ke-37 UMBY, tumpeng dikirab dan ada pembacaan geguritan karya Dr Agus Slamet
Tak kalah penting, sebut Singgih, berbagai pihak termasuk generasi muda sudah selayaknya berusaha berperan dalam melestarikan batik, sehingga batik tetap relevan dengan perkembangan zaman.
“Hasil lomba desain batik yang diikuti siswa-siswi dari SMA-SMK sederajat, sangat menarik untuk dikembangkan sesuai tren atau perkembangan zaman,” urainya.
Hal senada diungkap Atik Wulandari, kekayaan batik khususnya di Kota Yogya dan umumnya di Indonesia penting untuk terus dilestarikan, sebab perannya yang strategis baik sebagai kekayaan budaya sekaligus penunjang perekonomian UKM.
“Dalam rangkaian kegiatan ini, suatu langkah tepat bisa menggandeng 35 UKM pengrajin batik untuk memamerkan karya-karyanya. Serta ada lomba desain batik bagi siswa SMA sederajat,” ungkap Atik.
Baca Juga: Ini Metode Kampanye yang Berpotensi Menimbulkan Pergerakan Massa