cerita-misteri

Bukan ambulans namun gerobak sapi kesayangan Pak Sajim yang mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir

Kamis, 28 September 2023 | 21:10 WIB
Bukan ambulans namun gerobak sapi kesayangan Pak Sajim yang mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir (Pramono Estu)

HARIAN MERAPI - Pada umumnya orang meninggal akan dibawa dengan ambulans untuk menuju ke pemakaman.

Namun lain dengan Pak Sajim, bukan ambulans namun gerobak sapi kesayangan yang mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir di makam desa.

Apa yang menjadi alasan gerobak sapi dipakai untuk mengantar jenazah?

 Baca Juga: Fakultas Pertanian UGM berusia 77 tahun, bertekad wujudkan tiga program strategis, apa saja?

Untuk ukuran sebuah kandang kendaraan, garasi yang dibangun Pak Sajim boleh disebut istimewa atau mewah. Namun, orang akan terheran-heran manakala mengetahui kendaraan yang dikandangkan.

Bukan sedan mewah atau kendaraan roda empat yang mahal harganya, tetapi...gerobak sapi.

Sebuah gerobak sapi yang tidak lagi dimanfaatkan untuk alat transportasi. Memang, antara Pak Sajim, sang pemilik dan gerobak sapi tersebut sepertinya ada hubungan batin yang tak bisa dipisahkan.

Bagi Pak Sajim, gerobak sapi yang sekarang "dimuseumkan" di garasi mewahnya itu adalah segalanya. Tidak dipungkiri jika gerobak sapi tersebut telah membawa sukses kehidupan Pak Sajim dan keluarganya.

Berkat gerobak tersebut, anaknya yang tiga orang semua telah mentas dan menjadi orang. Hal itu terjadi limapuluh tahun lalu ketika alat angkut tradisional tersebut berada pada puncak kejayaannya.

Baca Juga: Tak Seperti Biasa, Latihan PSS Sleman di Pakem Didatangi Banyak PSS Fans Jelang Lawan Arema FC, Ini Alasannya

"Jangan kau apa-apakan kendaraan itu. Yang penting rawatlah dia sebaik- baiknya seperti engkau merawat dirimu juga diriku," ujar Pak Sajim kepada anak sulungnya Kasmanu.

Ketika itu Kasmanu berniat akan menjual gerobak sapi tersebut, dan akan menggantikannya dengan truk. Dengan harapan truk tersebut bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga.

"Aku ingin dia yang mengantarkan aku menuju tempat peristirahatanku yang terakhir," ujar Pak Sajim suatu malam kepada Kasmanu ketika sakit yang dideritanya semakin parah.

Pagi-pagi benar ketika suasana dusun masih lengang, Pak Sajim menghembuskan nafasnya yang terakhir. Selain Bu Sajim, Kasmanulah yang mendampingi kepergian ayahnya menghadap Sang Khalik.

Merasa mendapat amanah dari Ayahnya, Kasmanu pun tidak ragu- ragu memerintahkan pada tetangga- tetangganya yang datang melayat untuk mengeluarkan gerobak sapi milik Ayahnya dari "singgasana"-nya.

Baca Juga: Munculnya varian baru tak ubah tingkat keparahan Covid-19, begini penjelasan WHO

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB