HARIAN MERAPI - Konon selisih waktu alam gaib dan alam nyata berbeda. Sebagaimana dalam cerita misteri yang dialai oleh dua pengamen.
Mereka mendapat order untuk ngamen selaa tiga jam saja. Namun ternyata mereka berada di alam gaib sehingga pada kenyataannya telah ngamen selama tiga hari.
Dua pemuda itu adalah Lasiman dan Sarju (keduanya bukan nama sebenarnya), yang memang menjadi pengamen atau penyanyi jalanan.
Baca Juga: Cerita misteri bocah perempuan yang tewas kecelakaan bersama ibunya ikut bermain lompat tali
Perpaduan suara keduanya sangat bagus, enak dinikmati. Tidak heran jika tetangga dan warga sering meminta Lasiman dan Sarju diminta tampil untuk memeriahkan acara ulang tahun, syukuran dan sebagainya.
“Mas, besuk malam aku akan mengadakan pesta syukuran. Datang ya kalian berdua untuk memeriahkannya. Siap-siap saja, besuk sore ada yang menjemput,” kata seorang perempuan muda yang sore itu datang menemui Lasiman dan Sarju yang baru saja pulang dari mengamen.
Benar juga. Sore keesokan harinya seorang laki-laki bermobil datang menjemputnya. Sepertinya tergesa- gesa, sehingga keduanya tidak sempat berpamitan dengan isterinya masing- masing.
Sampai di tempat, pesta syukuran telah dimulai. Ramai tamu undangan, ada yang berpasangan ada yang sendirian. Lasiman dan Sarju langsung diminta tampil di panggung.
Berbagai jenis lagu, ada pop Indonesia, Barat, baik lama mau pun baru, kroncong, dhangdhut, dilantunkan. Tamu mau pun tuan rumah tampak senang. Membuat Lasiman dan Sarju bertambah semangat memamerkan suara emasnya.
Baca Juga: Tragis, pelajar tewas tertimpa pohin tumbang di Kupang, ini peristiwanya
Saking senangnya, tamu-tamu sepertinya kesetanan. Tidak mau jika Lasiman dan Sarju berhenti menyanyi barang sejenak. Menyanyi tanpa henti, tak urung membuat keduanya kecapaikan.
Lasiman dan Sarju mulai menurun staminanya. Keringat mengucur deras di sekujur tubuh mereka. Lasiman melirik ke kanan-kiri panggung. Tidak tersedia suatu apa pun. Bahkan Segelas air putih pun tidak tersedia.
Tenggorokannya terasa amat sangat kering. Sementara, teriakan agar tetap terus menyanyi tidak berhenti.
“Sudah Mas, sudah! Kalian sudah capek. Berhenti dan pulanglah!” ujar perempuan si empunya gawe sambil menyuruh seseorang untuk mengantarkan pulang.
Jleg! Dalam hitungan detik Lasiman dan Sarju sudah sampai depan rumah kontrakannya. Keduanya kaget melihat tetangga-tetangganya pada berkumpul.