Malam harinya, sewaktu menjelang tidur, Putri dikagetkan suara pasir di atas atap. Kemudian, lemparan batu besar seolah menerjang atap. Putri ketakutan setengah mati.
Suara pintu kamar diketuk sembari terdengar bunyi orang tertawa. Hujan yang turun kian menambah suasana seram. Putri meringkuk di tempat tidurnya. Ia menutup mata dan menangis. Bulu kuduknya merinding.
Baca Juga: Langkah Cepat Selesaikan Problema Sampah Perkotaan Yogyakarta, Dorong Ubah Perilaku Masyarakat
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, jantung Putri berdegub hebat. Saat ia mencoba membuka mata, sesosok perempuan dengan leher diikat muncul di hadapannya.
Putri berteriak sejadi-jadinya, tetapi suaranya seperti tak keluar. Perempuan tersebut mengatakan sesuatu kepada Putri. Namun, Putri hanya menggigil dan ia tidak ingat lagi apa yang terjadi.
Keesokan harinya, Bu Kamila menyambangi Putri. Selaku HRD, Bu Kamila bertanggung jawab atas karyawan barunya. Putri terisak-isak, ia menceritakan apa yang terjadi semalam.
“Arwah perempuan itu menggangu saya” kata Putri.
“Iya Putri, kamu sabar ya, para guru akan berdoa bersama di asrama ini,” kata Bu Kamila.
Baca Juga: Pembangunan ulang Bendungan Siluwur dan Pilang Sukoharjo butuh dana besar, Pusat diminta bantu
Setelah didoakan seminggu berturut-turut, asrama guru menjadi kondusif. Tidak ada gangguan-gangguan mistis lagi.
- Cerita ini diambil dari kisah nyata yang dialami penulis dan rekannya dengan beberapa gubahan. (Seperti dikisahkan Thomas Elisa di Koran Merapi) *