HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri suara drumband setiap dini hari 1, merantau untuk bekerja tinggal jauh dari orangtua.
Mendengar kabar bahwa aku diterima bekerja di sebuah perusahaan impian, rasanya happy banget.
“Wah bakal jadi orang kantoran nih. Apalagi kantornya berada di kawasan yang menurut orang terbilang elit dan bergengsi. Hem.. senangnya” batinku begitu aku menerima email dari HRD perusahaan tempat aku tes seminggu lalu.
Baca Juga: WhatsApp punya fitur baru lho! Namanya 'pesan video instan' begini cara penggunaannya
Aku pun bergegas mempersiapkan diri untuk segera menuju kota tersebut. Sebagai perantau, aku harus hunting tempat kos nih. Kriteriaku tidak banyak.
Maklum, dengan bekal uang saku yang sedaanya karena baru awal bekerja, aku tidak mempunyai banyak pilihan.
Yang aku inginkan hanya kamar dengan tempat tidur, lemari pakaian dan lokasi yang tidak jauh dari kantor serta dekat tempat makan. Buru-buru aku browsing di situs penyedia informasi rumah kos.
Tidak lama, aku menemukan ada satu kamar kosong yang jika dilihat dari fotonya lumayan nyaman. Aku segera menghubungi pemilik. Setelah deal soal harga sewa kamar tersebut, aku pun segera mentransfer sejumlah uang.
“Alhamdulillah, soal tempat tinggal sudah aman.” batinku.
Keesokan harinya aku segera berpamitan kepada bapak dan ibu untuk merantau. Ini adalah pertama kalinya aku bakal tinggal jauh dari orang tua.
“Jaga diri yo Nduk, jangan macam-macam di kota orang!” Pesan ibu.
“Nggih Bu, aku kan pergi untuk kerja, bukan untuk main,” jawabku dengan nada bercanda pada ibu.
“Aku nggak bisa bayangin, anakmu ini bakal betah apa tidak nanti ya Bu. Lha kalau di rumah penakutnya nggak ketulungan gitu. Terus nanti gimana kalau di kost.” Ujar bapak.
“Mbok jangan gitu to Pak, nanti malah Ratih takut beneran, gimana.” Jawab ibu.
