HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman horor Warsidi menerima pesanan nasi goreng dari perempuan misterius.
Saat nasi goreng jadi ternyata si perempuan misterius tidak muncul.
Dan ketika tahu siapa dia, maka Warsidi menjadi bergidik ketakutan.
Warsidi baru pindah ke Jakarta. Ia dimodali pamannya untuk berjualan nasi goreng keliling. Setelah beberapa kali dilatih untuk memasak, pamannya akhirnya mengizinkan Warsidi berkeliling membawa gerobak.
“Rasanya sudah mirip dengan nasi goreng favorit warga di sekitar sini,” ucap sang paman setelah mencicipi percobaan masak Warsidi yang ke 20 kali.
Warsidi berkeliling dari sore hari hingga tengah malam. Sudah seminggu ia berjualan dan hasilnya lumayan. Ada saja warga yang membeli dan puas dengan rasa nasi goreng buatannya.
“Pas pedasnya,” kata Pak Warjo, warga RT 14. “Gurih, seperti masakan Ibu saya,” ujar Galih, driver ojek online yang merantau dari kampung.
“Harganya tidak mahal. Suami saya cocok,” ucap Bu Nancy, seorang ibu-ibu pejabat.
Warsidi pun kian percaya diri dengan rasa masakannya. Ia mulai memperluas area berjualannya. Ada satu kompleks perumahan yang agak sepi. Ia memberanikan diri masuk ke sana jelang tengah malam.
Baca Juga: Festival Hadroh se-DIY dan Jawa Tengah di PP Ash-Shobru Minal Iman Diikuti 26 Grup, Ini Juaranya
Suasananya memang sepi dan senyap. Lampu-lampu rumah menyala tapi seperti tidak ada kehidupan. Sambil mendorong gerobak, Warsidi terus mengetuk kentongannya.
“Bang, beli Bang!”
Teriakan kecil dari seorang perempuan mengejutkan Warsidi. Ia menuju asal suara itu. Seorang perempuan berbaju putih berdiri di depan pagar.
“Pesan satu ya, Bang. Nggak pedas.” ucapnya sambil tersenyum.