Hadir sebagai pembicara kerabat sentana Kadipaten Pakualaman KRMT Projokusumo yang memaparkan materi terkait budaya dan kehidupan di dalam kraton.
Menurut pemilik nama lahir R.M. Murhadi ini, pembentuk keistimewaan Yogyakarta itu karena adanya dua pilar pewaris kerajaan Mataram Islam yaitu Kraton Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman yang didukung dengan perjalanan kesejarahan dan budayanya.
"Kedua kerajaan Mataram Islam ini berdiri sebelum Indonesia lahir. Keduanya kemudian meleburkan diri setelah proklamasi kemerdekaan RI," urai Kangjeng Projokusumo.
Meski berada dalam satu wilayah yang sama, dua kraton ini masing-masing memiliki keragaman yang khas dan berbeda satu sama lainnya.
Kadipaten Pakualaman memiliki kekayaan budaya yang cukup unik dan khas karena ada dua anasir budaya Kraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang kemudian masuk memperkaya budaya Kadipaten Pakualaman.
"Di Kadipaten Pakualaman hidup dua budaya dari Solo dan Kraton Yogyakarta, baik dari pakaian, seni budaya tari dan Gending. Tetapi Pakualaman memiliki ciri khas atau cengkok tersendiri yang tidak ada di kedua kraton Jawa itu," paparnya.
Generasi muda yang hadir dalam dialog budaya yang dimoderatori oleh mantan Kepala Dinas KLH Kota Yogyakarta KMT Reksoprabowo ini, antara lain Dimas dan Diajeng Sleman, Putra-putri Literasi Indonesia.
Baca Juga: Tahanan Kasus Pencurian Sepeda Motor Polresta Banyumas Meninggal, Orang Tua Curigai Kematian Anaknya
Kemudian Duta UIN Sunan Kalijaga, Duta Genre DIY, Ako Amoi DIY, Duta Kampus UNY, Duta Budaya DIY serta sejumlah komunitas kepemudaan binaan Balai Pemuda dan olah raga (BPO) Dikpora DIY dan perwakilan Pokdarwis Kalurahan Gunungketur dan Purwokinanthi. *