“Anak Ibu terlalu banyak menenggak miras,” jawab dokter singkat.
Beberapa hari kondisi kesehatan Hartadi tidak kunjung membaik.
Baca Juga: Foto Bersama Sebagai Rangkaian Acara Syawalan, Tak Sekadar untuk Mengabadikan Momen Kebersamaan
Tubuhnya kaku, mulutnya selalu meracau tidak jelas.
Kedua bola matanya yang terpentang lebar membeliak menatap atap kamar.
Suatu hari tiba-tiba tubuh Hartadi bergerak bangun. Ibunya yang selalu setia menemani merasa senang.
“Le, kamu sudah bisa bangun?” ujar Ibunya.
Hartadi menatap ibunya dengan pandangan kosong. Dari mulutnya keluar ucapan lirih. “Minta arak! Arak….!”
Ibunya yang kebingungan segera memanggil suaminya yang berada di gudang padi.
Baca Juga: Buron hampir tiga bulan, pelaku pencurian dengan pemberatan ditangkap polisi
“Minta arak! Araaak! Araaak!”seru Hartadi berulang-ulang setengah memaksa.
Ayahnya yang melihat kondisi Hartadi merasa tidak tega. Disuruhnya salah satu pembantunya membeli arak.
Saat mendapatkan arak Hartadi dengan rakus menenggak minuman dalam botol itu.
Setelah menghabiskan arak dalam botol tubuh Hartadi jatuh terkulai di lantai kamar. Kedua matanya mendelik.
Hartadi meninggal dunia.