Di belakangnya diikuti beberapa orang yang memukul nyiru, piring, ketongan suaranya mirip seperti musik.
Suaranya “Blek blek ting tok Upik dimana? Blek blek ting tok Upik dimana?”
Baca Juga: Rawan jadi korban ledakan, Polres Sukoharjo petakan tempat rawan produksi petasan
Di bawah pimpinan Kyai Sapuangin semua berjalan menuju sendang (telaga).
Sampai di sendang mereka berhenti.
Kemudian Kyai Sapuangin berdoa dilanjutkan wawancara dengan roh halus mulutnya tampak komat kamit.
Setelah ±10 menit dia lalu melonjak dan berseru : “Upik upik upik”.
Kemudian terdengar tangis anak di bawah pohon pisang dekat sedang itu.
Bu Dariyah akan mencari dimana tangis anak itu tetapi Kyai Sapuangin bilang :
“Jangan nanti saya yang mencarinya !”
Kemudian Kyai Sapuangin berjalan di gelapan menuju suara tangis anak di bawah pohon pisang.
Ternyata anak itu tiduran dengan bantal kecil di bawah pohon pisang.
Ternyata anak itu adalah Upik lalu digendong oleh Kyai Sapuangin, dan diberikan ibunya (Bu Dariyah).
Semua lalu pulang ke rumahnya Bu Dariyah. Di rumah Bu Dariyah sampai jam 07.00 WIB Upik masih bingung dan menangis saja.