Surata dan Dariya merupakan teman yang akrab. Waktu masih sekolah berangkat sekolah dan pulang sekolah selalu bersama-sama.
Di kampung pun juga selalu bersama-sama.
Kedua anak tersebut mempunyai kegiatan yang kurang baik antara lain suka nongkrong-nongkrong bersama teman-temannya di pinggir jalan.
Baca Juga: Pengalaman horor Bu Nur tinggal di rumah kontrakan, ternyata ada hantu perempuan suka bersolek
Di samping itu juga suka mengganggu kalau ada wanita yang lewat.
Mereka juga suka merokok meskipun untuk membeli rokok sering minta uang kepada orang tuanya.
Yang paling tidak disenangi orang tuanya keduanya kalau bangun tidur itu sampai siang bahkan harus dibangunkan.
Pada waktu nongkrong keduanya sering menakut-nakuti orang lewat pura-pura jadi hantu.
Kegiatan seperti itu akhirnya kena batunya.
Pada waktu di Pengeranan ada wayang kulit semalam suntuk Surata dan Dariya siap-siap untuk menakuti orang-orang yang pulang dari nonton wayang.
Baca Juga: Cerita misteri kursi goyang peninggalan nenek, digunakan Maya untuk properti drama yang sukses
Pengeranan itu tempat petilasan Sunan Geseng.
Di situ masih ada gumuk (tanah yang menyembul ke atas) dan disitu dibangun sebuah gedung untuk tempat pertunjukkan wayang kulit setahun sekali.
Pertunjukkan wayang kulit itu diadakan pada saat “merti desa” atau sehabis panen padi, sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rejeki berupa padi.
Di Utara Pengeranan ada makam yang disebut makam Wirokabluk yang dimakamkan di situ adalah “Wira Kabluk” yaitu prajurit Majapahit.