Para tetangga yang berdatangan berusaha meringkus Sukri.
Namun meski dipegang empat orang Sukri mampu melepaskan diri. Sukri terus mengamuk.
Istri Sukri segera minta tolong Mbah Suryo.
Kakek waskita itu mulutnya berkomat-kamit sebelum menyemburkan ludah kemuka Sukri.
Saat itu juga tubuh Sukri lunglai tersungkur ketanah.
Mbah Sukri kemudian membongkar perkakas kerja Sukri di dapur.
Ditemukan sebuah benda bulat seukuran buah kemiri mirip bola mata.
“Sukri tanpa sengaja membawa bola mata, mainan milik anak danyang bukit."
"Pantesan yang punya datang mencari dan ngamuk-ngamuk, “ terang Mbah Suryo sambil membawa benda itu pulang ke rumahnya. (Seperti dikisahkan Totok Martono di Koran Merapi) *