Saat mata mereka menoleh, sosok bayangan putih itu terlihat seperti pocong.
Mereka gemetar, tetapi tetap berusaha tenang. Dalam perjalanan jauh, jarak dua kota tidaklah dekat.
Mereka dipaksa tetap tenang dengan sendirinya.
Sepanjang perjalanan itu, lampu sorot mobil tak pernah padam.
Pikir mereka, kalau itu memang mobil, seharusnya dari tadi sudah mendahului.
Ketika kota Purworejo semakin dekat, anehnya lampu sorot mobil itu lenyap entah kemana.
Memasuki perbatasan masuk Purworejo sudah banyak lampu penerang jalan.
Apalagi terdapat pasar dan ruko-ruko yang lampu di terasnya menyala. — Nama samaran (Seperti dikisahkan Armawati di Koran Merapi) *